TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan mengatakan masalah utama dalam penanganan kebakaran hutan Riau-Jambi yang menimbulkan kabut asap adalah lahan gambut. Dia menjelaskan, ketinggian lahan gambut yang mencapai tiga sampai lima meter membuat api semakin sulit dipadamkan. "Meski apinya padam, namun di bagian bawah bara api masih hidup dan terus menjalar," katanya saat Kamis, 27 Juni 2013.
Zulkifli mengungkapkan, hasil rapat koordinasi penanganan bencana kabut asap, lahan gambut itu memang menjadi persoalan utama. Ini membuat bara api terus menyebar pada bagian dalam, meski di permukaan api sudah dipadamkan. "Kalau tidak ditangani dengan tepat ini akan memakan waktu," ujarnya. (Baca juga: Menkokesra Evaluasi Penanganan Kabut Asap)
Zulkifli menjelaskan anggapan membakar lahan untuk penghematan juga menjadi persoalan. Jika tidak dicegah, kata dia, kebakaran seperti ini akan terus terjadi. Selain penanganan kabut asap saat ini, juga pembahasan mencakup upaya pencegahan. "Saat ini kami fokus pada pemadaman api," katanya.
Perkembangan terbaru, kata dia, titik api di hutan Riau sudah menurun. Saat ini jumlahnya tinggal 50-56 titik. Namun semua pihak harus terus wasapada, sebab iklim dan cuaca bisa berubah dengan cepat dan mempengaruhi titik api itu. "Kami akan terus monitor perkembangannya," ujarnya.
Bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Riau sudah berlangsung selama lebih dari dua pekan. Kabut asapnya telah berdampak hingga ke negara tetangga. Beberapa waktu lalu Presiden SBY secara resmi meminta maaf kepada Singapura dan Malaysia lantaran kebakaran lahan di Riau telah menyebabkan kabut asap di dua negara itu. (Baca: SBY: Berita Asap Media Singapura Berlebihan)
RAMADHANI
Topik terhangat:
Ridwan Kamil| Razia Bobotoh Persib| Penyaluran BLSM| Ribut Kabut Asap
Berita Lainnya:
SBY: Berita Asap Media Singapura Berlebihan
Modus dan Data Bakar Lahan
Hanura: SBY Tak Perlu Minta Maaf Soal Asap
Ini Alasan Permintaan Maaf SBY Soal Asap