TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad mengatakan industri keuangan nasional hingga saat ini masih tertekan akibat gejolak ekonomi global.
"Sampai saat masih terjadi tekanan," kata Muliaman dalam acara penandatanganan nota kesepahaman antara Direktorat Jenderal Pajak dan OJK di kantor Ditjen Pajak, Kamis, 4 Juli 2013.
Namun menurut Muliaman, meskipun terjadi tekanan, industri keuangan nasional masih dalam kondisi baik. Muliaman mengaku optimistis akan ada perkembangan ekonomi global yang akan melahirkan keseimbangan baru dan menggairahkan roda perekonomian banyak negara termasuk Indonesia. "Tidak ada alasan untuk tidak optimistis," katanya.
Muliaman mengatakan OJK berkomitmen untuk terus bekerjasama dengan pemerintah dalam mengawal industri keuangan agar dapat berperan optimal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. "Kami berharap industri keuangan tetap kontributif terhadap pertumbuhan ekonomi," katanya.
Sementara itu, Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri mengakui pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami pelambatan. Meskipun Bank Dunia mengoreksi pertumbuhan ekonomi menjadi 5,9 persen, namun Chatib masih optimistis pada tahun ini ekonomi bisa tumbuh di 6,3 persen sesuai target dalam APBN Perubahan 2013.
Menurut Chatib, pelambatan pertumbuhan ekonomi juga berdampak pada penerimaan pajak Indonesia. Anjloknya penerimaan pajak juga disebabkan oleh ekonomi global yang tidak menentu dan mempengaruhi ekspor. "Harga-harga komoditas terkena," katanya. Chatib mengatakan akan menggenjot sektor lain yang saat ini terus berkembang untuk menjaga pertumbuhan ekonomi.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Berita Terpopuler:
Empat Alasan Presiden Mesir Digulingkan
Presiden Mesir Digulingkan, Rakyat Berpesta
Ini Kisah Tukang Ojek Novi Amilia
BNN: Novi Amilia Positif Gunakan Sabu
Kopassus Penyerang Cebongan Dinilai Bukan Kesatria