TEMPO.CO , Jakarta:Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) belum mengambil keputusan kelanjutan pengelolaan Blok Mahakam di Kalimantan Timur. Direktoran Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Edy Hermantoro masih mengkaji pengelolaan Blok Mahakam itu. “Masih dikaji dari beberapa aspek teknis, keekonomian, hukum dan lain-lain,” kata Edy kepada Tempo.
Total E&P Indonesie, operator Blok Mahakam, mendesak pemerintah segera mengambil keputusan. Kontrak Total di Blok Mahakam akan berakhir pada 2017. Juru Bicara Total E&P Kristanto Hartadi mengatakan ketidakpastian ini bisa merugikan perusahan migas asal Perancis ini. Total E&P menginvestasikan sekitar Rp 25 triliun per tahun sementara masa pengembalian investasi migas membutuhkan waktu sekitar 4 tahun hingga 5 tahun.
“Sebenarnya buat kami merugikan, menyangkut investasi Rp25 triliun tiap tahun," kata Kristanto Hartadi di Samarinda, Kalimantan Timur. Kristanto mengaku siap harus bekerja sama dengan perusahaan nasional.
Sebelumnya PT Pertamina (Persero) telah mengungkapkan minat mengelola Blok Mahakam setelah kontrak Total dan Inpex di Blok Mahakam berakhir. "Tapi kami minta masa transisi lima tahun, jangan ujug-ujug dipindah pengelolaannya," kata Kristanto.
Masa transisi perlu proses pekerjaan dari Total ke perusahaan baru. Ia mencontohkan prosedur kerja. Total sampai saat ini mengoperasikan sekitar 400 kapal dan masih memperkerjakan 1.000-2.000 pekerja.
Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan hiruk-pikuk pengelolaan Blok Mahakam membuatnya mempertimbangkan tak menunjuk operator Blok Mahakam berikutnya. Jero mengatakan bisa saja keputusan diambil oleh menteri energi pada kabinet baru pasca pemilu 2014.
BERNADETTE CHRISTINA
Topik Terhangat:
Tarif Progresif KRL | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | PKS Didepak? | Puncak HUT Jakarta