TEMPO.CO, Jakarta- Konvensi yang digelar Partai Demokrat untuk memilih calon presiden digelar berlangsung selama delapan bulan. Menurut peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wawan Ichwanuddin proses konvensi yang panjang bisa meningkatkan kembali elektabilitas Demokrat. Keterpilihan partai ini anjlok sejak diterpai kasus korupsi yang melibat kader-kader partai pemenang Pemilu 2009 itu. “Pemberitaan tentang konvensi yang konstan dan terus menerus bisa mendongkrak kembali pamor Demokrat,” kata Wawan saat dihubungi, Rabu 10 Juli 2013.
Konvensi mulai September mendatang sampai April 2014, yang digelar dalam dua tahap. Tahap pertama, September-Desember 2013, hanya sosialisasi dan kampanye para capres. Tahap kedua digelar pada Januari-April 2014. Seluruh kegiatan konvensi dilakukan pada tahap ini, termasuk debat antarkandidat.
Menurut Wawan, pemberitaan ihwal konvensi akan mengingatkan kembali publik kepada Demokrat. Pemberitaan konvensi ini, kata dia, merupakan strategi yang disadari oleh Demokrat untuk mendongkrak popularitas. “Ini akan mendorong ingatan masyarakat,” katanya. (Baca: Tujuh Ketentuan Pokok Konvensi Demokrat)
Demokrat memang sedang berupaya keluar dari keterpurukan. Partai ini menargetkan suara 15 persen, lebih rendah dibanding Pemilu 2009 yang mencapai 20 persen. Hasil survei LIPI pada Mei lalu menunjukkan elektabilitas Demokrat hanya 11,1 persen. Partai yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono ini ada di bawah PDI Perjuangan (14,9 persen) dan Golkar (14,5 persen). Kedekatan Demokrat dengan pemilih ada di angka 4,8 persen, tak sampai separuh dari perolehan PDI Perjuangan (10,2 persen).
Direktur Riset dari Charta Politica, Yunarto Wijaya, juga menilai tujuan konvensi memang untuk mendongkrak suara Demokrat di pemilihan legislatif. “Sangat jelas konvensi ini hanya magnet elektoral baru bagi Demokrat untuk menggantikan magnet elektoral yang selama ini terpusat pada SBY,” katanya. Menghadapi pemilu 2014, kata dia, Demokrat praktis tak memiliki figur yang kuat.
Cara mendongkrak suarai tampak pada keharusan yang harus dilakukan peserta konvensi. Peserta konvensi, menurut Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Agus Hermanto, harus berkampanye ke seluruh daerah di Indonesia agar dipilih. “Peserta yang paling populer di mata pemilih, dialah yang kami pertimbangkan untuk maju jadi calon presiden dari Demokrat,” katanya.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, yang digadang-gadang ikut konvensi, tak mempermasalahkan konvensi dipakai mendongkrak popularitas dan elektabilitas Demokrat. “Itu wajar saja dan bukan dosa," kata Mahfud. "Partai memang harus kreatif seperti itu."
ANANDA BADUDU | IRA GUSLINA SUFA |PRAGA UTAMA | PRIHANDOKO
Topik Terhangat:
Karya Penemu Muda | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | Tarif Progresif KRL | Bencana Aceh
Terpopuler:
5 Manfaat Berciuman bagi Kesehatan
Korupsi Simulator, KPK Periksa Lagi Jenderal Nanan
Demi Kebersihan, Kini Ada Urinoir dengan Wastafel