TEMPO.CO, Jakarta - Di tengah suasana duka atas meninggalnya siswi baru SMKN 1 Pandak Bantul, Anindya Ayu Puspita, Menteri Pendidikan Nasional Muhammad Nuh menyebut kepala sekolah adalah pihak yang paling bertanggung-jawab. Nuh selanjutnya meminta investigasi kematian siswi baru tersebut diusut tuntas.
"Kepala sekolah, pertama harus bertanggung-jawab," ujar Nuh, 21 Juli 2013. Karena itu, dia meminta kematian siswi tersebut diusut sampai tuntas. "Apakah anak itu tadinya sakit atau tidak. Harus dituntaskan," katanya.
Sementara itu soal pengusutan kematian seorang siswa di acara Masa Orientasi Siswa Baru (MOS) tersebut, kata Kepala Humas Kemendiknas Ibnu Hamad, sedang dilakukan. Sampai detik ini, kata Ibnu, ia baru mendapat laporan dari kepala dinas setempat soal kronologis kematian siswi baru tersebut.
"Jadi jam 03.00 sore mereka kumpul di sekolahnya. Habis itu salat ashar dulu bagi yang salat tentunya. Kemudian masuk barisan. Ketika berbaris itu ada anak-anak yang tidak memakai seragam. Nah, yang tidak memakai seragam itu yang squat jump 10 kali," katanya.
Setelah itu, Anindiya kembali ke barisan dan ia pingsan. Panik, panitia pun membawanya ke Unit Kesehatan Sekolah. "UKS-nya tidak (sanggup), akhirnya dibawa ke rumah sakit," katanya. Dan di perjalanan menuju rumah sakit itu lah, Anindya menghembuskan nafas terakhirnya.
Baca Juga:
Anindya adalah siswi baru SMKN 1 Pandak Bantul yang meninggal saat mengikuti kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) pada Jumat, 19 Juli 2013. Menurut salah satu kakak kelasnya, yang menjadi panitia MOS, Dion, hari itu merupakan penutupan kegiatan MOS.
Kata Dion, pada Jumat sore, ketika menjelang latihan baris-berbaris, ada 20 siswa baru SMKN 1 Pandak yang tidak memakai kaos olah raga sebagai seragam wajib. Anindya dan teman-temannya itu dihukum melakukan squat jump sepuluh kali. Anindya, kata dia, tidak kuat menjalani hukuman itu sampai sepuluh kali karena kelelahan.
Setelah itu, Anindya diperintah kembali masuk barisan. Tapi, tiba-tiba remaja 16 tahun asal Dusun Daleman, Desa Gadingharjo, Kecamatan Sanden, Kabupaten Bantul itu pingsan.
Panitia MOS dan guru olahraga membawa Anindya ke Puskesman Pandak, Bantul. Namun, dokter puskesmas meminta Anindya dirujuk ke RS PKU Muhammadiyah Bantul saja. Malang, begitu sampai ke RS PKU Muhammadiyah Bantul dan menjalani pemeriksaan beberapa menit, nyawa Anindya tidak tertolong.
FEBRIANA FIRDAUS
Terhangat:
Bentrok FPI | Bisnis Yusuf Mansyur | Aksi Liverpool di GBK
Berita terkait:
KPK Segera Tahan Anas dan Andi Mallarangeng
Kemen PU: BPK Mungkin Keliru dalam Audit Pantura
Tersangka Hambalang Mengaku Diperas Mafia Proyek
Kasus Century, KPK Targetkan Selesai Tahun Ini