TEMPO.CO, London - Belum juga kompetisi Liga Primer Inggris dimulai, namun manajer Chelsea Jose Mourinho sudah memulai perang urang syaraf. Sasaran tembak pun sudah dipilihnya: manajer anyar Manchester United, David Moyes.
Peluru pertama ditembakkan tepat ketika The Blues (julukan Chelsea) dan United sama-sama menjalani tur pramusim di Asia. Intinya: pelatih Portugal itu meragukan kualitas manajerial David Moyes. "Ia (Moyes) saat ini berada di klub besar dan akan mendapatkan bantuan besar. Semua orang di sana sudah paham bagaimana cara untuk menang. Tentu itu menjadi bantuan besar baginya," kata Mourinho di Malaysia.
Tidak cukup hanya itu, ia pun menambahkan dengan pernyataan yang bisa membuat kuping Moyes memerah. "Bahkan ketika ia memasuki pintu, ia (Moyes) sudah bisa mencium aroma kesuksesan, percaya diri, dan harga diri. Membuat Anda berpikir bahwa United memang adalah klub besar."
David Moyes memang baru melatih Manchester United per 1 Juli lalu, seusai pengunduran diri Alex Ferguson. Sebelumnya, pria Skotlandia itu melatih Everton selama sekitar satu dasawarsa. Adapun Mourinho sebelumnya melatih Real Madrid, namun dipecat pada akhir musim lalu setelah tidak memberikan satu gelar pun dan justru memecah belah harmonisasi tim.
Namun, alih-alih keder dengan pernyataan Mourinho, David Moyes justru menanggapi dengan santai. Seolah terbiasa dengan gaya Mourinho, ia justru mengaku siap "berperang" dengan Mourinho sepanjang musim. "Jika Anda berasal dari Glasgow, Anda akan menikmati perang semacam ini. Jadi, ayo saja (berperang)!" kata Moyes menantang.
"Saya sudah terbiasa dengan perang semacam ini, karena saya berasal dari Glasgow," katanya lagi. Iklim sepak bola Glasgow memang panas, akibat persaingan dua tim besar: Glasgow Celtic dan Glasgow Rangers. Tidak hanya soal teknis, persaingan dua klub tersukses Skotlandia itu juga meliputi hal-hal nonteknis.
Selama ini, Mourinho memang terkenal sebagai pelatih yang gemar melempar psy-war kepada pelatih-pelatih lain yang berkompetisi dengannya. Kesempatan kedua melatih Chelsea pun ibarat kembali ke habitat bagi Mourinho.
Pasalnya manajer-manajer klub Liga Inggris, seperti Arsene Wenger atau Alex Ferguson memang suka meladeni psy-war yang dilontarkannya. Berbeda halnya ketika The Special One (julukan Mourinho) melatih di Italia dan Spanyol. Pelatih-pelatih di dua negara itu memang tidak terlalu berminat meladeni pernyataan Mourinho.
THE SUN | ARIE FIRDAUS