TEMPO.CO, Jakarta - Tingginya angka kekerasan seksual pada anak dalam setahun terakhir menjadi kado buruk dalam peringatan Hari Anak Nasional tahun ini, yang jatuh pada Selasa, 23 Juli 2013. Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Maria Ulfah Anshor, mengatakan hingga semester pertama 2013, Komisi menerima lebih dari 900 aduan.
"Ini termasuk jumlah laporan tertinggi dan harus jadi perhatian serius," kata Maria saat dihubungi Tempo, Senin, 22 Juli 2013. Menurut Maria, hingga Juni 2013, Komisi sudah menerima laporan hingga 1.800 aduan kekerasan terhadap anak. Isinya bervariasi, mulai dari kekerasan psikis, fisik, dan kekerasan seksual.
Dia menduga laporan tersebut akan terus meningkat hingga akhir tahun dan jauh melebihi aduan yang diterima oleh Komisi sepanjang tahun lalu. Tak hanya kekerasan seksual, Komisi pun menemukan tingkat kekerasan pada anak juga masih tergolong tinggi. Pada 2012, misalnya, Komisi mensurvei 1.075 anak dari berbagai daerah, kota, dan desa.
Komisi menanyakan perlakuan yang biasa didapatkan anak dalam keseharian. Sebanyak 87 persen anak mengaku masih mengalami kekerasan di sekolah, baik kekeserasan psikis maupun fisik. Sebanyak 80 persen mengaku mengalami kekerasan di rumah. Ada pula sebanyak 30 persen yang mengaku mendapat kekerasan di lingkungan sekitar seperti tetangga.
Maria mengatakan, rata-rata kekerasan yang dialami anak-anak ini dilakukan oleh orang yang mereka kenal, seperti guru, guru spritual, orang tua, saudara, dan teman bermain. "Makanya kami melihat kehadiran keluarga, tetangga, dan negara terhadap keselamatan dan perlindungan anak masih belum kuat."
IRA GUSLINA SUFA
Terhangat:
Front Pembela Islam | Bisnis Yusuf Mansur | Daging Impor