TEMPO.CO, Surabaya--Pengungsi Syiah Sampang tak percaya konflik yang terjadi di kampung halaman mereka murni konfik Sunni-Syiah. Juru Bicara kelompok Syiah Iklil Al Milal percaya ada dalang yang sengaja mengadu domba masyarakat di kampungnya.
"Pemerintah harus mencari siapa yang mengadu domba," kata Iklil usai menemui Menteri Agama Suryadharma di ruang VVIP Bandara Djuanda, Surabaya, Kamis 25 Juli 2013.
Iklil mengatakan sejak ia belum lahir sekalipun, Islam aliran Syiah sudah berkembang di Madura. Dulu, antara Sunni dan Syiah pun hidup berdampingan dengan rukun. Gesekan baru terasa belakangan. Puncaknya pertengahan 2012 lalu, rumah-rumah Syiah digeruduk dan dibakar.
"Ini bukan permasalahan paham, ini soal siapa yang bermain," katanya. "Daripada menuduh kami sesat, seharusnya pemerintah mencari siapa yang mengadu domba."
Siang tadi, Menteri Agama Suryadharma Ali menggelar pertemuan tertutup dengan pengungsi Syiah asal Sampang, Madura. Pertemuan diadakan di ruang VVIP bandara Djuanda, Surabaya dihadiri oleh belasan perwakilan pengungsi, Ulama-ulama Badan Silaturrahmi Ulama Pesantren Madura (Bassra), Gubernur Jawa Timur Soekarwo, dan Ketua Tim Rekonsiliasi Abd A'la.
Suryadharma menjelaskan konflik di Sampang memang bukan soal aliran agama. "Ini bukan Sunni-Syiah," katanya. "Tapi ini soal penistaan agama."
Dalam pertemuan tersebut, Suryadharma memberi syarat pada para pengungsi jika ingin kembali ke kampung halaman. Penganut Syiah yang dipimpin Tajul Muluk diminta menyamakan persepsi soal Islam dengan para Ulama di Madura. "Mereka harus menyamakan persepsi dulu, agar pemulangannya mulus," ujarnya.
Ulama Bassra adalah kelompok ulama yang menentang pemulangan kelompok Syiah Sampang. Mereka bisa menerima pemulangan hanya jika Syiah menandatangan janji pertobatan.
ANANDA BADUDU
Terhangat:
Front Pembela Islam | FPI | Bisnis Yusuf Mansur | Aksi Chelsea di GBK
Berita terkait:
Menag: Soal Syiah, Serahkan ke Kiai Sampang
Pemerintah: Pengungsi Syiah Bisa Pulang Asal Tobat
3 Pilihan Damaikan Sunni-Syiah Versi Suryadharma