TEMPO.CO, Balikpapan - PT Berau Coal Energy Tbk menyatakan sudah menyiapkan langkah strategis untuk mengantisipasidalam antisipasi lesunya pasar batu bara dunia yang kini seharga US$ 60-65 per ton. Pasar ASEAN diharapkan bisa menjadi alternatif di tengah lesunya perekonomian Cina maupun Eropa.
"Negara - negara ASEAN bisa jadi alternatif tersendiri ke depannya," kata Manager Public Relations PT Berau Coal Energy Tbk, Bintoro Prabowo di Balikpapan, Selasa 30 Juli 2013.
Bintoro mengatakan pasar China, India dan Eropa saat mendominasi 60 persen produksi batu bara Berau Coal. Sisa produksi batu bara kemudian didistribusikan pada sejumlah pasar potensial di dalam maupun luar negeri. "Tiga tahun ke depan, cash flow perusahaan akan positif dengan asumsi harga batu bara dunia mencapai US$ 60 - 65 dolar per ton," ujarnya.
Dia optimistis PT Berau Coal nantinya mampu menyimpan keuntungan hingga 40 persen dari produksi batu baranya yang mencapai 23,5 juta metrik ton per tahun. Saat ini, PT Berau Coal tetap mampu memperoleh keuntungan serta menghidupi 13 ribu karyawannya.
Namun, Bintoro juga mengakui bahwa perusahaannya masih mencatatkan kerugian pada 2012 lalu. "Tapi itu hanya beda sudut pandang perusahaan holding Bumi Plc saja," ujarnya.
SG WIBISONO (BALIKPAPAN)
Berita Terpopuler
Jembatan Selat Sunda Akhirnya Digarap BUMN-Swasta
Taiwan Bakal Bangun Zona Industri di Jakarta
Tifatul Akui Operator di Indonesia Kebanyakkan
Keuntungan Bank Mandiri Naik 16 Persen
Kabareskrim Urus Pencurian Minyak Tempino-Plaju
Marak Pencuri Minyak, Pertamina Tambah Biaya