TEMPO.CO, Roma – Pernyataan positif Paus Fransiskus mengenai kaum gay dinilai tidak sejalan dengan pernyataannya mengenai kesetaraan gender dalam penahbisan pendeta perempuan. Ia menyatakan, kaum gay tidak seharusnya dipinggirkan, mereka harus diintegrasikan dalam masyarakat. Namun tidak halnya dengan penahbisan pendeta perempuan.
“Gereja mengatakan tidak. Pintu tertutup bagi pendeta perempuan,” tutur Paus Fransiskus, seperti dikutip dalam laman BBC, Senin, 29 Juli 2013. Ia menambahkan, Paus Yohannes Paulus telah menolak penahbisan perempuan dengan pertimbangan yang matang. Jadi, hal itu tidak bisa ditawar lagi.
Meskipun demikian, Paus menegaskan, perempuan tetap harus memiliki peran lebih besar di dalam gereja Katolik Roma. Peran perempuan tidak bisa dan tidak boleh dibatasi. “Kita tidak dapat membatasi peran perempuan di dalam gereja. Mereka bisa menjadi gadis altar atau ketua amal,” ujar Paus lagi.
Pernyataan ini ia sampaikan ketika ia baru saja kembali ke Roma. Selama seminggu kemarin, ia melakukan lawatan ke Brasil. Lawatan ini merupakan lawatan pertamanya ke luar negeri sebagai seorang Paus.
BBC | ANINGTIAS JATMIKA
Topik terhangat:
Anggita Sari | Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri
Baca juga:
Jokowi Blusukan: `Pemerintah Kebobolan`
Dipaksa Minta Maaf, Ahok Telpon Haji Lulung
Dahlan Iskan Bakal Calon Presiden dari Demokrat