TEMPO.CO, Karachi - Demi mengejar rating yang tinggi, sebuah siaran tv rela memberikan hadiah berupa seorang bayi pada acara permainan kontroversial di Pakistan. Acara tv yang disiarkan selama tujuh jam sehari selama bulan Ramadan itu dipandu oleh Aamir Liaquat Hussain.
Seperti yang dilansir CNN, pada acara ini, siapapun yang menang akan membawa pulang seorang bayi. Seperti salah satu pasangan yang baru saja memenangkan bayi perempuan dari acara ini. "Aku benar-benar terkejut pada awalnya. Aku tidak bisa percaya kita benar-benar mendapatkan bayi perempuan, aku merasa sangat senang." Ungkap Suriya Bilqis, yang kini menjadi ibu baru bayi tersebut. Tak hanya itu, seorang bayi laki-laki juga sudah disiapkan sebagai hadiah di sesi selanjutnya.
Pembawa acara, Hussain, yang juga dikenal sebagai seorang sarjana agama semakin membuat kontroversi acara ini. “Pada saat Natal ada Santa Claus untuk memberikan semua hadiah. Bagi kami, Ramadan adalah waktu yang sangat istimewa sehingga sangat penting untuk membuat orang bahagia," ungkap Hussain. Tak hanya bayi, bagi para peserta lainnya yang bisa memenangkan kuis ini dengan menjawab pertanyaan seputar Al-Qur’an juga dapat membawa pulang hadiah berupa sepeda motor, oven microwave, mesin cuci dan lemari es.
Diketahui bahwa, bayi yang terdapat di acara tersebut merupakan bayi yang ditemukan oleh sebuah LSM, Asosiasi Kesejahteraan Chhipa, yang mengatakan menerima hingga 15 bayi yang ditinggalkan selama sebulan. "Tim kami menemukan bayi yang ditinggalkan di jalan, di tempat sampah, bahkan beberapa dari mereka sudah kehilangan nyawa. Dengan acara ini, akan membuat bayi-bayi tersebut terjamin hidupnya dan mendapatkan rumah yang baik," kata Ramzan Chhipa, yang menjalankan organisasi LSM tersebut. Kami juga tidak memberikan bayi segampang itu, kami memiliki prosedur pemeriksaan sendiri. Pasangan ini sudah terdaftar dengan kami dan memiliki empat atau lima sesi wawancara dengan kami." Jelasnya.
Namun, pasangan tersebut mengaku tidak mengetahui akan menerima bayi ketika hadir dalam acara televisi tersebut. Mereka mengaku hanya diminta untuk hadir untuk menerima hadiah. Adopsi tidak secara resmi diakui di Pakistan, walau Pakistan memiliki hukum adopsi. Bagi pasangan suami istri yang hendak mengadopsi anak mereka harus memasukan permohonan ke pengadilan keluarga.
Acara ini tidak hanya disambut baik oleh sejumlah penonton, namun terdapat juga masyarakat yang memprotesnya. Hussain menepis ketika dituding acaranya hanya mengejar rating semata selama bulan suci Ramadhan. Ia justru meyakini acaranya merupakan pemersatu bangsa yang tengah retak, dilanda kekerasan sektarian, intoleransi agama dan terorisme. "Kami telah menyelamatkan bayi ini tumbuh menjadi anak jalanan dan digunakan untuk melakukan serangan bom bunuh diri. Kami telah mencoba untuk menunjukkan alternatif," katanya.
CNN | ANINDYA LEGIA PUTRI
Topik terhangat:
Anggita Sari | Bisnis Yusuf Mansur | Kursi Panas Kapolri
Baca juga:
Jokowi Blusukan: `Pemerintah Kebobolan`
Dipaksa Minta Maaf, Ahok Telpon Haji Lulung
Dahlan Iskan Bakal Calon Presiden dari Demokrat