TEMPO.CO, Jakarta - Manajemen perusahaan e-commerce raksasa asal Cina, Alibaba, memblokir penggunaan aplikasi chatting WeChat dan memilih layanan Weibo. Ini dilakukan setelah sebagian pedagang yang berjualan di Alibaba menggunakan aplikasi WeChat dan mengganggu pengguna lainnya.
Alibaba sendiri memiliki kepemilikan saham di Weibo yaitu sekitar 18 persen. "Kami mendorong para pedagang untuk melakukan marketing aktivitas dia secara legal dan aman," kata Florence Shih, juru bicara Alibaba.
WeChat, yang sejak beberapa bulan terakhir melakukan ekspansi di Indonesia, merupakan milik kelompok usaha Tencent, yang juga merupakan perusahaan asal Cina dan tercatat masuk dalam lima besar perusahaan digital dunia.
Menanggapi pemblokiran ini, manajemen Tencent, pemilik aplikasi WeChat, mengatakan enggan menanggapi keputusan perusahaan lain. Shih melanjutkan, manajemen Alibaba telah memutuskan akan mengijinkan pengguna Weibo untuk membeli produk secara langsung dari layanan onlinenya.
Weibo saat ini memiliki jumlah pengguna sekitar 49,8 juta orang, yang kebanyakan berada di Cina. Sedangkan WeChat menyatakan memiliki sekitar 194 juta orang pengguna secara global.
Menurut Mark Tanner, pendiri perusahaan riset China Skinny, yang berbasis di Shanghai, mengatakan kedua raksasa asal Cina ini tak terelakkan bersaing secara ketat. "Mereka memperebutkan kue gurih yang bernama potensi perdagangan secara mobile," kata dia.
Layanan Weibo menyediakan sebagian fitur yang serupa dengan WeChat. Sehingga keduanya memang merupakan kompetitor. "Persaingan keduanya akan berlanjut karena pasar e-commerce bakal berkembang pesat di sini," kata dia.
TECHCRUNCH | BUDI RIZA