TEMPO.CO, Surabaya - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Migas, Rudi Rubiandini, yang tertangkap basah oleh Komisi Pemberantasan Korupsi semalam, pernah melontarkan harapannya agar SKK Migas lebih transparan ketimbang BP Migas. Pernyataan ini diucapkan saat Rudi menggelar rapat koordinasi dengan Kontraktor Kontrak Kerja Sama Migas (KKKS) di kantor SKK Migas Jabamanusa di Surabaya, 20 Maret silam.
Rudi, misalnya, mendorong kepada awak SKK Migas untuk lebih terbuka kepada media massa dalam setiap tahapan rapat koordinasi dengan KKKS. Rudi mengakui, sejak BP Migas berdiri tahun 2002, rapat koordinasi yang digelar setiap awal tahun dengan KKKS selalu tertutup.
Saat itu, kata Rudi, awak media tak diperkenankan turut serta meliputi kegiatan dalam ruangan yang membahas strategi dan hambatan setiap KKKS mendongkrak produksi migasnya. Kendati membahas isu strategis dan permasalahan internal KKKS, Rudi berjanji tetap menyertakan awak media. "Dulu wartawan menunggu di luar, setelah pertemuan selesai bisa wawancara. Sekarang kami terbuka, silakan ikut meliput," kata Rudi di kantor SKK Migas Jabamanusa, 20 Maret 2013.
Dengan turut serta meliput di dalam ruangan, Rudi berharap awak media lebih memahami informasi lebih utuh soal sengkarut dan potensi yang dihadapi setiap KKKS di lapangan pengeboran. Dalam istilah Rudi, wartawan butuh diperkuat imannya (pengetahuan) terkait isu-isu migas. (baca: Rudi Rubiandini, dari Kampus, Golf dan Tahanan KPK)
Informasi yang utuh, kata Rudi, menjadikan awak media tak terpengaruh oleh "godaan-godaan" para pengamat migas yang sebetulnya tak terlampau paham persoalan migas. Ia juga mendorong setiap kantor perwakilan SKK Migas di daerah agar lebih terbuka dengan kehadiran media. Tak ada lagi yang harus ditutupi dari kinerja SKK Migas dan KKKS. "Paling tidak biar kuat imannya. Jadi, kalau digoda Kurtubi (pengamat migas) tidak mudah goyah," kata Rudi seraya tertawa lepas.
Tempo sempat ikut menyimak alur rapat koordinasi setiap awal tahun, yang sebelumnya tertutup saat era BP Migas. SKK Migas sengaja mengundang tiga KKKS besar di Jawa Timur dan berkontribusi menyumbang lifting minyak nasional. KKKS ini adalah Mobil Cepu Limited, JOB PPEJ, dan PHE WMO. (baca: Janji SKK Migas, 1 Juta Barel Minyak per Hari)
Di tengah rapat, sesekali petinggi SKK Migas melontarkan pertanyaan kepada KKKS terkait materi yang dipresentasikan. Tak jarang, tampak pula adu argumentasi antara SKK Migas dan KKKS. Akibatnya, saling klaim kebenaran pun tak terhindarkan. Saat itu, Rudi bersikap tenang di tengah debat kusir membahas potensi dan hambatan hulu migas.
DIANANTA P. SUMEDI