Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gen Penyebab Gejala Epilepsi Ditemukan

image-gnews
technocrati.com
technocrati.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Teknologi genetika terbaru melakukan terobosan untuk penelitian epilepsi pada anak-anak. Medical News Today melaporkan ada dua gen baru yang berhubungan dengan bentuk yang menjadi penyebab kejang parah pada anak-anak.

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature pada tanggal 12 Agustus 2013 ini memaparkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Duke University Medical Center. Penelitian ini menggunakan exome sequencing untuk mendeteksi DNA dari 264 anak-anak dengan dua bentuk epilepsi. Bentuk epilesi tersebut adalah Infantile Spasms dan Lennox-Gastaut Syndrome.

Exome sequencing adalah bentuk genom yang memungkinkan peneliti untuk melihat urutan penting dari genom. Urutan exome anak-anak penderita epilepsi kemudian dibandingkan dengan orang tua mereka. Hasilnya tidak ada satupun dari mereka yang menderita neurologis yang sama seperti anak mereka. Ini bukti bahwa epilepsi bukan penyakit keturunan.

Dengan perhitungan statistik, peneliti mengungkapkan enam penyebab penyakit mutasi genetik seperti epilepsi. Empat diantaranya memang penyebab epilepsi. Namun, dua gen baru ditemukan sebagai penyebab gejala ini.

"Sudah saatnya penggunaan genom untuk penelitian gangguan neurologis yang kompleks. Penelitian ini mengidentifikasi jumlah yang besar dalam penyebab mutasi dan memberikan informasi baru bagi komunitas peneliti penyakit epilepsi," jelas David Goldstein, direktur utama Genome Variation Center di Duke University Medical Center.

Goldstein dan kelompoknya juga menemukan bahwa dua mutasi genetik penyebab epilepsi tadi "sangat sensitif" terhadap perubahan dan urutan DNA. Hal ini juga dapat menyebabkan kematian atau penyakit parah lainnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami mengantisipasi penelitian lebih lanjut akan mengidentifikasi gen sebagai penyebab penyakit baru. Kami berniat untuk mengembangkan daftar gen yang mencangkup semua karakteristik klinis. Dengan begitu, akan sangat membantu membantu dokter, pasien, dan peneliti untuk pengobatan atau pencegahan," kata Goldstein.

FOX NEWS | RINDU P HESTYA


Topik Terhangat:
FPI Lamongan Bentrok
| Arus Balik Lebaran | Konvensi Partai Demokrat | Ahok vs Lulung | Sisca Yofie

Berita Terpopuler:
Dianggap Menghina Gereja, Fesbuker Diperiksa Polda

Suap Rudi Rubiandini Pecahkan Rekor Tangkap Tangan

Ini Sebab Sisca Yofie Marahi Kompol Albertus Eko 

Mantan Wamen Rudi Rubiandini Ditangkap Tangan KPK 

Rudi Rubiandini, dari Kampus, Golf, ke Tahanan KPK  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Segudang Manfaat Buah Bidara Upas, Penyembuh Radang Usus Buntu hingga Diabetes

4 Juli 2023

Ilustrasi daun bidara. Shutterstock
Segudang Manfaat Buah Bidara Upas, Penyembuh Radang Usus Buntu hingga Diabetes

buah bidara dipercaya berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit


Punya Hewan Peliharaan, Awas Tertular Penyakit Berikut

8 Februari 2021

Ilustrasi adopsi anjing dan kucing. Salemcountyhumanesociety.org
Punya Hewan Peliharaan, Awas Tertular Penyakit Berikut

Punya hewan peliharaan memang menghibur. Tapi awas, mereka juga bisa menularkan penyakit kepada pemiliknya.


Banjir Lagi, Waspadai Penyakit Akibat Virus dan Jamur Berikut

8 Februari 2021

Petugas BPBD DKI Jakarta mengevakuasi korban banjir di RT11 RW05 Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta Timur, menggunakan perahu karet, Minggu (7/2/2021). Banjir terjadi akibat luapan Kali Ciliwung. (ANTARA/HO-BPBD DKI).
Banjir Lagi, Waspadai Penyakit Akibat Virus dan Jamur Berikut

Banjir selalu menyisakan berbagai masalah, bukan hanya kotoran dan lumpur tapi juga beragam penyakit akibat virus dan jamur.


Mengenal Vertigo, Penyakit Penyebab Wafatnya Rektor Paramadina

7 Februari 2021

Firmanzah, Rektor Paramadina. Facebook
Mengenal Vertigo, Penyakit Penyebab Wafatnya Rektor Paramadina

Rektor Paramadina, Firmanzah, wafat karena vertigo. Penyakit ini banyak dialami orang tapi kurang dipahami bahayanya.


Cegah Stroke dengan Selalu Gembira dan Aktif

7 Februari 2021

Ilustrasi stroke. healthline.com
Cegah Stroke dengan Selalu Gembira dan Aktif

Dokter mengatakan membangkitkan rasa gembira dan bahagia merupakan cara efektif serta mudah yang dapat dilakukan untuk mencegah stroke.


Hindari Faktor Pemicu Kanker, Dokter Beri Saran

6 Februari 2021

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Hindari Faktor Pemicu Kanker, Dokter Beri Saran

Dokter menjelaskan penyebab penyakit kanker dan faktor pemicu yang sebenarnya bisa dihindari, termasuk memilih gaya hidup sehat.


Pentingnya Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Deteksi Kanker Payudara

2 Februari 2021

Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock.com
Pentingnya Peran Bidan sebagai Garda Terdepan Deteksi Kanker Payudara

Bidan sebagai tenaga kesehatan yang berada di tengah masyarakat dan lini terdepan pelayanan kesehatan pun harus paham deteksi dini kanker payudara.


Sering Terlambat Terdeteksi, Ini Pesan Pakar tentang Kanker Payudara

2 Februari 2021

Ilustrasi kanker payudara (pixabay.com)
Sering Terlambat Terdeteksi, Ini Pesan Pakar tentang Kanker Payudara

Pakar mengingatkan perlunya mengenali gejala kanker payudara lebih dini untuk menurunkan risiko keparahan penyakit dan mempercepat penyembuhan.


5 Penyakit dengan Kasus Kematian Tertinggi yang Perlu Diwaspadai

25 Januari 2021

Ilustrasi hipertensi (Pixabay.com)
5 Penyakit dengan Kasus Kematian Tertinggi yang Perlu Diwaspadai

Indonesia mengalami kenaikan jumlah prevalensi penyakit tidak menular dan menjadi penyebab kematian tertinggi. Penyakit apa saja itu?


Radang Usus Kronis dan GERD Tak Sama, Pakar Jelaskan Bedanya

24 Januari 2021

Gangguan asam lambung.
Radang Usus Kronis dan GERD Tak Sama, Pakar Jelaskan Bedanya

Jangan samakan GERD dengan radang usus kronis atau IBD meski sama-sama menyerang lambung. Simak penjelasan pakar berikut.