TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan kemarin anjlok hingga 255 poin menjadi 4.313,518. Bahkan, indeks sempat singgah pada level terendahnya di 4.310,688. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad mengatakan, lembaganya akan terus melakukan pemantauan dan pengawasan yang ketat terkait kondisi di pasar modal. "Kita pantau terus secara dekat," ujarnya dalam pesan singkat yang dikirim kepada Tempo, Selasa, 20 Agustus 2013.
Pada perdagangan sesi I 20 Agustus 2013, IHSG ditutup melemah 199,35 poin (4,62 persen) menuju level 4.114,52. Muliaman menjelaskan, kondisi penurunan yang terjadi merupakan pengaruh keadaan global saat ini. Penurunan juga terjadi di pasar modal negara lain. "Kita terus akan berkomunikasi dengan berbagai pihak, "katanya.
Selain itu, OJK juga berinisiatif untuk mengumpulkan pelaku industri keuangan guna mempelajari dan mencari antisipasi dari akibat negatifnya. "Dalam waktu dekat akan kami panggil pelaku industri dan organisasi regulator mandiri (SRO). Kita pelajari secara dekat agar krisis 2008 tidak berulang," katanya beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pasar Modal Indonesia OJK Nurhaida meyakini pasar saham tetap dapat bertahan di tengah sentimen negatif. Sebab, Indonesia diyakini masih menjadi negara incaran para investor dengan pertumbuhan pasar modal yang baik. "Kami tetap optimis IHSG masih dalam tren menguat," ujarnya.
Berdasarkan catatan Bursa Efek Indonesia per 14 Agustus 2013, IHSG mengalami kenaikan 8,87 persen menjadi 4.699,73 pada 14 Agustus 2013, dari 4.316,68 di akhir tahun 2012. Sementara nilai kapitalisasi pasar saham juga meningkat sebesar 12,79 persen, dari Rp 4.127 triliun pada akhir Desember 2012 menjadi Rp 4.655 triliun pada 14 Agustus 2013.
RIRIN AGUSTIA