TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Moeldoko berjanji jika diangkat menjadi Panglima TNI, dia akan semakin membuka informasi kepada masyarakat. Dia pun berjanji TNI akan semakin dekat dengan wartawan, pemburu berita.
Menurut Moeldoko, komunikasi sangat diperlukan oleh TNI untuk mendekatkan diri dengan masyarakat. "Sudah tidak zamannya lagi menutupi informasi, sekarang zamannya keterbukaan," kata Moeldoko saat menjalani uji kelayakan dan kepatutan calon Panglima TNI di ruang rapat kerja Komisi Pertahanan DPR, Rabu, 21 Agustus 2013.
Sebagai contoh, kata Moeldoko, sudah bukan saatnya lagi tentara merampas kamera seorang wartawan untuk melarang peliputan. Tentara Nasional Indonesia, Moeldoko menjamin, bukan lagi institusi angker yang tertutup dan terkesan menakuti masyarakat.
Sebenarnya, kata Moeldoko, keterbukaan TNI sudah terjadi cukup lama. Dia memberi contoh bagaimana TNI membuka lebar fakta tindak pidana yang dilakukan anggotanya. Misalnya, kasus pengerusakan dan pembakaran kantor polisi di OKU, Sumatera Selatan, dan penembakan empat tahanan titipan Lapas Cebongan oleh anggota Komando Pasukan Khusus."Kami akui anggota kami bersalah, proses hukum pun berjalan," kata dia.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menunjuk Jenderal Moeldoko sebagai calon tunggal Panglima Tentara Nasional Indonesia menggantikan Laksamana Agus Suhartono yang akan pensiun. Rabu 21 Agustus 2013, Komisi Pertahanan DPR menilai Moeldoko layak dan patut menjadi Panglima TNI.
INDRA WIJAYA
Berita Terpopuler:
5 Teknologi yang Mengancam Manusia
Ini Kronologi Aksi Gadis Pemotong 'Burung'
Sidang Kasus Cebongan, Hakim dan Oditur Ketakutan
Mantan Napi Ungkap Kengerian Penjara Korea Utara
Beragam Penyebab Rupiah Terjun Bebas