TEMPO.CO, Makassar--Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar, menilai maraknya atribut politik yang dipasang sembarang menjadi ancaman bagi Pemerintah Kota Makassar dalam mempertahankan Piala Adipura yang diraih 2013.
"Atribut politik ini bisa mengancam Adipura, apalagi penilaian terus dilakukan oleh kementrian lingkungan hidup," ujar Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota Makassar, Muhammad Kasim, di Makassar, Ahad 25 Agustus 2013.
Baca Juga:
Menurut dia, tim penertiban reklame sudah dua kali turun melakukan pembersihan atribut politik di 18 ruas jalan itu. Namun masih ada saja yang tetap memasang, baliho, spanduk dan pamplet. "Ini bisa menjadi kendala dalam mepertahankan Piala Adipura tahun depan," katanya.
Dinas Kebersihan kota Makassar, juga menyesalkan para tim sukses baliho yang sering memasang pamplet politik yang tetap dipasang pada area terlarang. "Seperti di 18 ruas jalan, yang dua bulan lalu ditetapkan sebagai kawasan bebas reklame."
Menurut dia, setelah Pemkot Makassar menurunkan paksa baliho dan spanduk di 18 ruas jalan, kandidat wali kota dan caleg justru menggantinya dengan pamplet. "Setelah kita intens menertibkan baliho, mereka menggantinya dengan pamplet yang susah dibuka karena ditempel di tembok, tiang listrik dan lampu jalan, serta pohon, seperti di fly over," ujarnya.
Berdasarkan pantauan, beberapa baliho dan spanduk caleg Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Nasdem di taman Jalan AP Pettani ujung utara dan selatan. Puluhan bendera Partai Bulan Bintang (PBB) dijumpai di Jalan Veteran Selatan.?
Jalan Pettarani dan Veteran masuk dalam 18 jalan terlarang untuk reklame bersama Jalan Ahmad Yani, Jenderal Sudirman, Ratulangi, Haji Bau, Penghibur, Pasar Ikan, Ujung Pandang, Riburane, Nusantara, Tentara Pelajar, Bandang, Bawakaraeng, Urip Sumoharjo, Perintis Kemerdekaan dan Sultan Alauddin.?
Ketua tim penertiban reklame, Asisten II Pemkot Makassar, Ibrahim Saleh, mengemukakan, tanggungjawab 18 ruas jalan ini telah diserahkan kepada masing-masing camat. "Setelah kita melakukan penertiban beberapa waktu lalu, tanggungjawab itu diserahkan ke camat," katanya.
Sebelumnya, Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Sulsel Lambang Basri mengkritik baliho caleg yang tidak hanya menutup trotoar yang harusnya untuk pejalan kaki. Bahkan banyak baliho caleg yang menutup persimpangan jalan sehingga membayakan keselamatan pengendara.?
Nyaris seluruh persimpangan jalan di Makassar tertutup dengan baliho caleg seperti, Jalan Kakatua-Cenderawasih, Sungai Saddang-Latimojong, Pettarani III-Abdurrahman Basalamah (Racing Center), Dg Sirua-Adhiyaksa Baru.
RASDIYANAH
Terhangat:
Konser Metallica | Suap SKK Migas | Sisca Yofie
Berita populer:
Jokowi Serahkan Penanganan Konvoi FPI ke Polisi
TNI Akui Pintu Darurat Helikopter-nya Jatuh
Polda Tangkap Pemilik Pistol dan Peluru di TMII
Konvoi FPI Tak Lewati Tempat Konser Metallica