TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyesalkan insiden penembakan oleh oknum tidak bertanggung jawab yang menewaskan Ajun Inspektur Dua (Anumerta) Sukardi di depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Selasa, 10 September 2013.
"Polisi berkewajiban mengejar dan mengungkap pelaku serta motifnya karena ini bukan kali pertama terjadi," kata juru bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis, 12 September 2013.
Menurut Julian, dari insiden serupa yang terjadi sebelumnya, Presiden SBY telah memerintahkan kepolisian agar mengejar dan mengungkap pelaku penembakan. "Penembakan ini mengusik ketenangan dan keamanan masyarakat," ujarnya. "Bagaimana pun, polisi harus memelihara keamanan masyarakat."
Kepala Kepolisian RI Jenderal Timur Pradopo menyatakan optimistis jajarannya bisa mengungkap pelaku penembakan terhadap Sukardi. "Kami yakin bisa mengungkapnya," kata Timur. Ia pun menginstruksikan jajarannya agar penyelidikan terhadap penembakan tersebut dilakukan secepatnya. "Dengan demikian, secepatnya bisa terungkap."
Sebelumnya, polisi menduga pelaku penembakan terhadap Sukardi sama dengan pelaku penembakan di Pondok Aren, Tangerang Selatan. Polisi menemukan beberapa kesamaan modus dalam insiden penembakan selama dua bulan terakhir itu.
"Kalau kami tarik benang merah peristiwanya, ya, 70 persen sama," ujar Kepala Divisi Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto saat dihubungi kemarin. Dia menjelaskan kesamaan itu bisa dilihat dari cara yang dilakukan pelaku.
Misalnya, penembakan dilakukan di jalan raya yang diawali dengan membuntuti korban, menembak secara acak (diketahui dari proyektil peluru yang bersarang di beberapa anggota tubuh korban), dan dilakukan sambil mengendarai sepeda motor.
Sukardi, anggota Provos Polair Baharkam Markas Besar Polri, ditembak orang tak dikenal di depan kantor KPK pada Selasa malam lalu. Penembakan terhadap polisi ini merupakan yang kelima kalinya sepanjang 2013.
Akhir Juli lalu, Ajun Inspektur Satu Patah Saktiyono ditembak di Pamulang, namun lolos dari maut. Sepekan kemudian, pada 7 Agustus, Aiptu Dwiyatna, anggota Binmas Polsek Metro Cilandak, tewas ditembak di Jalan Otista, dekat RS Sari Asih, Ciputat, sekitar pukul 05.00 WIB.
Masih di kawasan Tangerang Selatan, pada 16 Agustus, Brigadir Kepala Maulana dan Ajun Inspektur Dua Kus Hendratma ditembak di Jalan Graha Raya, Pondok Aren. Setelah insiden itu, polisi menyebarkan sketsa wajah dua pelaku penembakan yang diduga Nurul Haq alias Jeck, 28 tahun, dan Hendi Albar, 30 tahun. (Baca: 10 Menit Sebelum Bripka Sukardi Roboh)
PRIHANDOKO
Berita Lainnya:
10 Menit Sebelum Bripka Sukardi Roboh
Amien Rais Ragukan Nasionalisme Jokowi
Ahmad Dhani Pastikan Dul Dibawa ke Singapura
Parodi Vicky Prasetyo Heboh di YouTube