TEMPO.CO, London -- Heboh penyadapan data oleh National Security Agencies tak hanya berhenti di perangkat iOS, Android dan Blackberry. Sebuah dokumen baru yang diberikan pembocor Edward Snowden kepada media Inggris The Guardian pada Rabu, 10 September 2013 menyebutkan, NSA juga memberikan data sadapannya kepada Israel. Tak tanggung-tanggung, data yang diberi kan dalam bentuk gelondongan tanpa disortir lebih dulu. Bahkan, data percakapan warga negara US juga ikut diberikan.
Dalam perjanjian yang ditemukan pada Maret 2009, dokumen lima halaman tanpa tanggal itu menyebut Israel berhak menerima data intelijen, termasuk transkrip, faksimili, data suara hingga metadata. Dalam perjanjian itu, data yang NSA berikan tak disaring lebih dulu oleh analis NSA. "NSA secara rutin mengirim data ke ISNU (Israeli Sigint National Unit)" seperti tertulis di dokumen itu. Israel berhak memiliki data yang diperolehnya selama setahun.
Kepada Guardian, juru bicara NSA tidak menyangkal ada data pribadi warga Amerika yang ikut diserahkan kepada Israel. Akan tetapi, NSA bersikeras NSA mematuhi semua aturan yang mengatur privasi. "Setiap informasi warga US yang diperoleh dari penyadapan NSA ditangani dengan prosedur yang dirancang untuk melindungi hak privasi," kata juru bicara tersebut. NSA menolak untuk menjawab pertanyaan spesifik tentang perjanjian tersebut.
Ini kontras dengan jaminan pemerintah Obama yang menjamin privasi warga US yang ikut tersadap. Secara hukum, NSA hanya diperbolehkan menyadap data untuk orang nonwarga US. Jika data warga US ditemukan, maka NSA kudu berkonsultasi dengan penasehat khusus.
Dengan banyaknya lalu lintas data Internet global yang melewati jaringan di US, maka banyak data yang terjaring dalam penyadapan NSA.
GUARDIAN | NUR ROCHMI
Terhangat:
Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Jokowi Capres? | Miss World
Berita terkait:
NSA Sadap Ponsel Pintar
Beragam Aplikasi Populer Pemantau Kesehatan
Nokia Luncurkan Ponsel Feature Kelas Pemula
Nintendo 2DS Konsol Game untuk Pemula