TEMPO.CO, Bogor - Kepolisian Resor Bogor menetapkan status siaga satu di Kota Bogor setelah pemungutan suara Pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Bogor. Hal tersebut dilakukan karena adanya saling klaim kemenangan antara dua pasangan, yakni pasangan nomor urut dua (Bima Arya-Usmar Hariman) dan pasangan nomor urut tiga (Achmad Ru'yat-Aim Halim).
Kepala Polisi Resor Bogor Kota Ajun Komisaris Besar Bahtiar Ujang Purnama mengatakan status siaga satu yang ditetapkan tersebut sebetulnya sudah dilakukan satu hari sebelum pelaksanaan pencoblosan. "Siaga satu kita lakukan sebelum pelaksanaan Pilwalkot Bogor digelar. Namun, status itu ditingkatkan setelah adanya saling klaim kemenangan dua pasang calon berdasarkan hasil perhitungan cepat yang mereka lakukan yang menujukkan jika mereka masing-masing unggul," kata dia, Senin, 16 September 2013.
Akibatnya, kata Bahtiar, semua personel polisi masih tetap disiagakan di lokasi-lokasi yang menjadi pusat konsentrasi massa dan rawan konflik. "Lokasi-lokasi tersebut adalah hasil diskusi bersama Panitia Pemungutan Suara (PPS), Panitia Pemungutan Kecamatan (PPK), dan KPU Kota Bogor. Bahkan, masing-masing posko kemenangan setiap calon menjadi perhatian khusus dari anggota polisi yang melakukan penjagaan," katanya.
Sebanyak 18 PPS dari 68 PPS yang tersebar di enam kecamatan yang masih melakukan rapat pleno penrhitungan suara di tingkat kelurahan mendapat pengawalan ketat dari personel Kepolisian dibantu oleh petugas TNI. "Kita akan kawal di masing-masing PPS, mulai dari perhitungan sampai penyerahan hasil surat suara ke tingkat kecamatan untuk diplenokan kembali sebelum akhirnya diserahkan ke KPUD," tutur dia.
Hal ini, menurut Bahtiar, dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan setelah dua calon wali kota, yakni Ahmad Ru'yat dan Bima Arya, sama-sama mengklaim unggul dalam perolehan suara lewat hitung cepat yang dilakukan tim sukses masing-masing calon. "Siaga I satu kita lakukan jauh-jauh hari sebelum Pilwalkot Bogor digelar. Dan pasca-pemungutan suara, kita efektifkan seluruh anggota untuk mengawal proses perhitungan suara mulai dari TPS hingga ke kecamatan," ujarnya.
Menurut dia, anggota dari Polsek, anggota intelijen dan dari Polres Bogor Kota disiagakan di setiap kelurahan untuk mengawasi proses perhitungan yang dilakukan petugas PPS di tiap kelurahan. "Ini dilakukan untuk mencegah upaya menggagalkan proses perhitungan suara yang dilakukan pihak-pihak yang tidak puas dengan pelaksanaan Pilwalkot," katanya.
Sementara itu, hari kedua pasca-pencoblosan Pilwalkot Bogor, sejumlah Panitia Pemilihan Suara tingkat kelurahan masih melakukan perhitungan suara. Pasalnya, sebagian kelurahan ada yang baru mulai melakukan rapat pleno tingkat kelurahan karena adanya instruksi dari KPUD melalui PPK agar pelaksanaan pleno dilakukan Senin, 16 September 2013.
Sejumlah kelurahan tersebut adalah Kelurahan Cimahpar, Bogor Baru, Kedunghalang, Empang, Tanah Baru dan sebagainya. Padahal, berdasarkan jadwal setelah perhitungan PPS tingkat kelurahan selama dua hari, akan dilangsungkan pleno tingkat PPK yang digelar pada Selasa, 17 Sepetmber 2013.
M SIDIK PERMANA
Topik Terhangat:
Penembakan Polisi | Tabrakan Anak Ahmad Dhani | Pencurian Artefak Museum Gajah | Jokowi Capres?
Berita Terpopuler:
Preman Siksa secara Seksual Janda Penjual Kopi
Cerita Masa Kecil Ahok di Bangka Belitung
Inul Daratista Pernah Tidur di Kamar Ahok
Organ Intim Janda Penjual Kopi Diolesi Sambal
MNC: Miss Uzbekistan Sah Mewakili Negaranya