Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Apakah Obat Bius Aman untuk Anak-anak?  

Editor

S Tri P Bud

image-gnews
TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO/Tony Hartawan
Iklan

TEMPO.CO, Florida - Para peneliti percaya bahwa anak-anak tidak harus menjalani operasi kecuali sangat mendesak dan penting untuk kesehatan mereka. Jika operasi dapat ditunda sampai setelah setelah usia 4 tahun, hal ini lebih bagus.

Merle Paule, Direktur Divisi Neurotoxicology FDA, menyoroti dampak ketamin--anestesi umum yang digunakan pada anak-anak sejak tahun 2003. "Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa mengekspos tikus muda dengan ketamin menyebabkan masalah belajar ketika mereka dewasa, tapi kami ingin melihat apa yang akan terjadi dengan primata," kata Paule. Primata, seperti monyet rhesus yang digunakan dalam penelitian ini, lebih mirip manusia dalam fisiologi dan perilaku.

"Pembelajaran konsep seperti pencocokan memakan waktu lebih lama pada monyet yang terpapar ketamin, meski konsep dasar itu telah dipelajari. Hewan terdampak ketamin melakukannya kurang akurat daripada hewan pada kelompok kontrol," kata Paule.

Inilah yang membuat Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) melakukan penelitian untuk melihat apakah anestesi aman untuk anak-anak.

Apalagi, angka operasi di kalangan anak-anak di bawah usia 4 tahun di Amerika Serikat sangat tinggi, sekitar 1 juta anak per tahun. Penelitian sebelumnya pada hewan muda menunjukkan bahwa anestesi yang umum digunakan dapat berbahaya bagi perkembangan otak.

FDA, yang menggandeng International Research Society Anestesi (IARS), telah memulai inisiatif yang disebut SmartTots atau Strategi Mitigasi Anestesi Terkait Neuro-Toxicity.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Harapan kami adalah penelitian yang didanai melalui SmartTots ini akan membantu kami merancang obat bius seaman mungkin," kata Bob Rappaport, Direktur Divisi Anestesi, Analgesia, dan Ketergantungan Produk di FDA. Penelitian ini masih berlangsung. Penelitian paralel juga dilakukan di Columbia University dan University of Iowa.

DISCOVERY.COM | TRIP B

Topik Terhangat
Guyuran Harta Labora | Mobil Murah | Tabrakan Maut | Penembakan Polisi | Info Haji

Berita Terpopuler:
Sharon Corr dan Rick Price Manggung Bareng Yovie
Dahlan Iskan Pilih Syuting Sinetron Ketimbang Golf
Sutradara Tarix Jabrik Tutup Usia
Hubungan Vicky dengan Orang Tua Dinilai Ganjil
Yovie Widianto Ingin Bikin Konser di Luar Negeri


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

25 hari lalu

Ilustrasi label lolos uji keamanan pangan pada kemasan air minum dalam kemasan.
Hal-hal yang Perlu Diketahui Soal Bahaya Kandungan Senyawa Bromat pada Air Minum dalam Kemasan

Pakar mengingatkan bahaya kandungan senyawa bromat yang banyak terbentuk saat Air Minum Dalam Kemasan (AMDK).


Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

18 Mei 2022

Dirjen Binwasnaker dan K3 Kemnaker, Haiyani Rumondang.
Kemnaker Gelar Workshop Atasi Tantangan Kesehatan Kerja

Banyak perubahan terjadi pada ketenagakerjaan. Perlu penyiapan untuk perlindungan tenaga kerja.


Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

8 Maret 2022

Ilustrasi wanita pakai masker sambil bekerja. Freepik.com
Tips Mencegah Iritasi Kulit di Belakang Telinga karena Pakai Masker

Potensi peradangan semakin besar apabila seseorang memiliki kulit sensitif dan menggunakan masker dalam waktu yang lama.


Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

30 Desember 2021

Ilustrasi pemeriksaan kesehatan jantung. Shutterstock
Kenali 6 Penyakit Pembuluh Darah yang Paling Umum Terjadi

Penyakit pembuluh darah adalah gangguan yang mempengaruhi sistem peredaran darah dari dan ke organ tubuh.


Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

20 Desember 2021

Ilustrasi Generasi Milenial. all-souzoku.com
Sikap Skeptis Tinggi, Daewoong Gaet 15 Anak Muda Kreatif Galakkan Info Kesehatan

Banyak masyarakat bersikap skeptis terkait bahaya pandemi Covid-19. Untuk tangani hal itu, Daewoong ajak anak muda galakkan info kesehatan


Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

18 November 2021

Ilustrasi Asam Lambung.(TEMPO/Gunawan Wicaksono)
Asam Lambung Naik, Ketahui Posisi Tidur yang Tepat dan Lakukan Diet Asam Lambung

Beberapa hal yang yang harus diperhatikan penderita gangguan asam lambung adalah posisi tidur dan diet.


Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

13 November 2021

Ilustrasi pria sakit demam. shutterstock.com
Mengenal Demam Tifoid, Cegah dengan Vaksinasi 3 Tahun Sekali

Indonesia masih endemi demam tifoid atau dikenal dengan sebutan penyakit tipus atau tipes.


Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

11 November 2021

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Manfaat Berjalan Kaki, Membantu Mengurangi Berat Badan Hingga Mood Lebih Baik

Rutin berjalan kaki setiap hari membantu mengurangi risiko penyakit jantung, diabetes, dan menurunkan berat badan.


Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

30 Oktober 2021

Ilustrasi hidung. shutterstock.com
Sering Pakai Semprotan Hidung untuk Mencegah Covid-19, Begini Cara Kerjanya

Salah satu cara mencegah Covid-19 adalah dengan menyemprotkan cairan khusus ke hidung. Apa kandungan dalam cairan itu dan bagaimana cara kerjanya?


5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

24 Oktober 2021

ilustrasi sakit kepala (pixabay.com)
5 Cara Terhindar dari Sakit Kepala

Penyebab sakit kepala yang dominan terjadi selama pandemi Covid-19 adalah kelelahan dan kurang tidur.