TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) menyatakan belum bisa menutup defisit listrik di Sumatera Utara. Sambil menunggu tambahan listrik dari sejumlah pembangkit dalam yang baru beroperasi tahun depan, kebutuhan listrik di Sumatera Utara masih akan dipenuhi dari genset.
Direktur Utama PLN, Nur Pamudji, mengatakan produksi listrik di daerah tersebut tak sebanding dengan konsumsi listrik yang terus bertambah di sejumlah daerah. "Beberapa daerah pertumbuhan kebutuhan listriknya tinggi, sementara pembangunan pembangkit tidak mengejar, jadi terkesan lambat," kata Nur dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi Energi, Rabu, 25 September 2013.
Sebenarnya Perseroan menargetkan tambahan kapasitas pembangkit sebesar 2.090 megawatt (MW) dari proyek percepatan 10.000 MW Tahap I hingga akhir tahun. Target tersebut berasal dari, pembangkit dengan kapasitas 1.197 MW yang telah beroperasi ditambah sebanyak pembangkit berkapasitas 1.175 MW yang memasuki tahap uji coba dan segera beroperasi tahun ini.
Direktur Konstruksi dan Energi Baru Terbarukan, Nasri Sebayang, mengatakan pasokan listrik untuk wilayah Sumatera Utara memang baru akan masuk pada 2014. Hanya Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya berkapasitas 110 MW yang bakal menambah pasokan listrik untuk wilayah Sumatera Utara dalam waktu dekat. Namun, asupan dari PLTU Nagan Raya tersebut belum bisa menutupi defisit listrik yang mencapai 300 MW.
Ketua Komisi Energi, Sutan Bathoegana, menyetujui upaya Perseroan untuk memenuhi listrik dengan genset. Sebab, kebutuhan listrik di wilayah tersebut sifatnya segera. "Genset ini hanya boleh dipakai pada daerah yang kurang listrik," ujarnya.
Sementara untuk proyek percepatan 10.000 MW lainnya, Sutan berharap bisa segera dirampungkan sesuai dengan perencanaan yang disampikan pada DPR. "Jangan sampai molor seperti pembangkit-pembangkit lainnya," ujarnya.
AYU PRIMA SANDI