TEMPO.CO , Jakarta:Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan akan merombak sistem pengamanan terhadap museum. "Ini demi peningkatan keamanan dan juga menjaga artefak yang ada di dalam museum," ujar Kacung Marijan, Direktur Jenderal Kebudayaan, Jumat, 27 September 2013.
Kacung Marijan mengatakan akan mengganti peran satpam dengan polisi khusus museum. "Jadi nanti kita sudah tidak memakai jasa keamanan satpam," ujarnya.
Polisi khusus itu nantinya akan dibekali pengetahuan mengenai tiap-tiap artefak yang dipajang di dalam museum tertentu. Sehingga, kata Kacung Marijan, tugas polisi khusus itu tidak hanya sebatas melakukan pengamanan secara konvensional saja, tapi juga mengerti cagar budaya, nilai historis dan arkelogi suatu artefak.
"Ibaratnya kan kalau satpam atau sejenisnya itu hanya bertugas mengamankan saja. Mereka tidak tahu yang diamankan itu apa," kata Kacung. "Diharapkan dengan adanya polisi khusus pengganti satpam nanti, penjagaan dan pengamanan museum bisa lebih maksimal, karena para polisi khusus pun dibekali dengan ilmu cagar budaya."
Tidak hanya itu, Kacung juga mengatakan akan melengkapi sistem keamanan di semua lini museum. Dia mengklaim sudah membuat rancangan standar operasional pengamanan museum sebelum terjadi kasus pencurian artefak di Museum Gajah, beberapa waktu yang lalu.
Pada pertengahan September lalu, Museum Nasional -- biasa disebut Museum Gajah -- kecurian empat koleksi artefak emas. Keempat koleksi yang hilang itu merupakan artefak Kerajaan Mataram Kuno abad ke-10; Lempeng Naga Mendekam, Lempeng Harihara, Lempeng Bulan Sabit Beraksaram dan Cepuk.
REZA ADITYA
Metro Terpopuler
Lurah Susan Didukung, Dinilai Tulus dan Ramah
Diundang, Penolak Lurah Susan Tak Datang Mediasi
Yenny Wahid Siap Bantu Lurah Susan Atasi Pendemo
Surat Edaran Prudential Tentang Klaim Asuransi AQJ
Waspada, Banyak Dijual Ban Dalam Motor Palsu