TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi Diana Nasution meninggal dunia, Jumat dinihari, 4 Oktober 2013, karena sakit di Rumah Sakit Gading Pluit, Jakarta Utara. Diana dikenal sebagai penyanyi era 1970-1980-an dan populer lewat lagu Benci tapi Rindu dan Jangan Biarkan.
Dari catatan seorang kawan lama Diana dan Rita Nasution, Jose Choa Linge, Diana lahir di Jakarta 5 April 1958. Bersama kakaknya, Rita Henny Nasution, mereka membentuk grup Nasution Sisters-Nassists. Vokal kakak beradik ini dipoles oleh Lincai Simanjuntak. Mereka melantunkan tembang dan berkolaborasi dengan beberapa penyanyi lain di sejumlah perusahaan rekaman.
Menurut Jose, pemusik senior Rinto Harahap-lah yang melambungkan nama Diana Nasution. Saat masih bergabung dalam grup Nasution Sisters-Nassists, pencipta lagu Rinto Harahap melirik potensi suara Diana dan mengajaknya bergabung. “Rinto yang menariknya dan rekaman di Lolypop,” ujar Jose, seorang pencinta kaset lawas, kepada Tempo, pagi ini.
Dengan Lolypop ini, Diana menelurkan album pertama lewat lagu Jangan Kau Sangsikan Kau Bukan Milikku. Lagu Benci tapi Rindu lalu melambungkan nama Diana. Rinto mencoba menduetkan lagi kakak beradik ini, namun tampaknya Diana lebih cocok bersolo karier. Beberapa lagunya meledak di pasaran, seperti Jangan Biarkan, Nyanyian Rindu, Melodi Dalam Lagu, dan Hapuslah Sudah.
Menurut Jose, suara Diana sangat merdu dan mampu melampaui nada-nada dan oktaf tinggi. “Setara dengan Rita Butar-butar menurutku,” ujar Jose, yang seorang penyiar radio ini.
Kelompok Pekerja Seni pernah mengadakan pentas Tribute to Rinto Harahap beberapa tahun lalu. Diana tampil bersama penyanyi lain, seperti Agnes Monica, Marcell, Iis Sugianto, Eddy Silitonga, Betharia Sonata, Achi, dan Cindy Harahap.
DIAN YULIASTUTI