TEMPO.CO, Beijing – Serangan lebah yang melanda Cina sejak Juli lalu telah mencapai titik berbahaya. Sebelumnya, dari periode 2002-2005, lebah bernama hornet ini telah membunuh 36 orang. Sementara kini, dalam periode beberapa bulan saja, lebah sudah menewaskan 42 orang.
Dilaporkan laman Channel News Asia, Kamis, 3 Oktober 2013, menurut Huang Rongyao, seorang pejabat senior di badan pengendalian hama di Kota Ankang, lebah menjadi begitu agresif karena cuaca panas yang melanda Cina. Cuaca panas yang kering menyokong perkembangbiakan lebah itu.
Hua Baozhen, seorang profesor entomologi di Universitas Pertanian Kehutanan Northwest di Shaanxi, Cina, mengatakan populasi lebah semakin meningkat karena populasi musuh alami lebah, seperti laba-laba dan burung, menurun. Hal ini tentunya membuat lebah begitu leluasa beranak-pinak tanpa ada gangguan predator.
Tidak hanya faktor alam yang membuat serangan lebah menjadi-jadi. Faktor yang berasal dari manusia, yakni urbanisasi, turut "memaksa" hornet menyengat manusia. Habitat lebah kini banyak dihuni oleh manusia. Tentu saja, ini membuat lebah merasa terusik
Selain itu, lebah dengan nama ilmiah Vespa mandaria ini sangat sensitif dengan warna cerah, bau keringat manusia, alkohol, parfum, dan semua hal yang manis dan wangi.
Singkat kata, ini merupakan musim terbaik bagi populasi lebah. Untuk itu, pemerintah Cina mengimbau warganya untuk selalu mengenakan baju berlengan panjang. Dan, sebaiknya warga menghindari tempat yang berdekatan dengan sarang lebah.
CHANNEL NEWS ASIA | CNN | ANINGTIAS JATMIKA
Topik Terhangat
Ketua MK Ditangkap | Amerika Shutdown | Pembunuhan Holly Angela | Edsus Lekra | Info Haji
Berita Terpopuler
KPK Tangkap Akil Mochtar dan Politikus Golkar
KPK Tangkap Ketua MK Akil Mochtar?
Begini Sengketa Pemilu Gunung Mas
Ini Pernyataan Keras Akil Mochtar Soal Korupsi
Akil Mochtar Sudah Diincar KPK