TEMPO.CO, Jakarta - PT MRT Jakarta mulai mensosialisasikan rencana pembangunan jalur bawah tanah megaproyek transportasi massal di Jakarta, mass rapid transit. Mereka akan memulai proses konstruksi jalur bawah tanah pada Kamis, 10 Oktober 2013, di Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Lokasi itu merupakan bagian dari jalur bawah tanah yang akan membentang dari Bundaran Hotel Indonesia hingga Jalan Sisingamangaraja.
Pembangunan transportasi umum berbasis rel itu mau tak mau pasti akan mempengaruhi arus lalu lintas di sekitar lokasi konstruksi. Oleh sebab itu, PT MRT Jakarta sudah mulai memberi informasi dengan menyebarkan pamflet-pamflet di sejumlah ruas jalan. Salah satunya di Jalan Diponegoro, dekat Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat.
Setidaknya ada dua petugas berseragam putih dengan aksen biru-hijau sesuai logo MRT yang membagikan pamflet di sana. "Mohon kesabarannya bila melintasi Jalan Thamrin-Dukuh Atas karena kami akan melakukan pekerjaan konstruksi proyek MRT Jakarta," demikian salah satu pemberitahuan yang tertera pada selebaran.
Mereka juga memberi tahu akan ada petunjuk lalu lintas di sekitar area konstruksi MRT. Oleh sebab itu, masyarakat diminta mengikuti rambu penunjuk atau pengalihan jalan.
Koridor pertama MRT dari Bundaran HI hingga Lebak Bulus itu akan memiliki tujuh stasiun layang di Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja. Selain itu, akan ada enam stasiun bawah tanah di Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran HI. Diperkirakan, masa konstruksi akan berlangsung sejak Oktober 2013 hingga awal 2018. "Kami mohon maaf karena konstruksi proyek MRT akan berdampak pada masyarakat, tetapi harus dimulai," kata Direktur Utama PT MRT Jakarta, Dono Boestami.
ANGGRITA DESYANI
Berita Terpopuler Lainnya:
APBD Bocor Dinsinyalir Jadi Aset Keluarga Atut
Jokowi, Rhoma Irama dan Warteg Warmo
Ombudsman Minta Ratu Atut Segera Cuti
KPK Duga Ada Hakim Lain yang Terlibat Selain Akil