TEMPO.CO, Atlanta – Seorang profesor neuroekonomi di Universitas Emory, Altanta, Georgia, telah melakukan sebuah penelitian yang mengungkap bahwa anjing memiliki emosi, sama seperti manusia. Lewat pindai MRI ditemukan bahwa anjing menggunakan bagian otak yang sama dengan otak manusia yang biasanya dipakai untuk "merasa".
Dikutip dari laman Daily Mail, Senin, 7 Oktober 2013, Gregory Berns melakukan pindai MRI pada anjing peliharaannya sendiri, Callie. Dibantu oleh pelatih anjing, Callie ditempatkan ke dalam mesin MRI. Jika biasanya prosedur MRI mengharuskan hewan untuk dibius selama pemindaian agar tidak terlalu banyak bergerak, kini Callie melakukan pindai dalam keadaan sadar. Pasalnya, emosi hanya akan terlihat dalam keadaan sadar.
Bern menemukan ada kesamaan yang mencolok antara otak anjing dan manusia, baik struktur maupun fungsi suatu wilayah kunci di otak, yakni caudate nucleus. Bagian ini berada di antara batang otak dan korteks yang kaya akan reseptor dopamin.
Pada manusia, bagian ini memainkan peran kunci dalam mengantisipasi hal-hal yang kita nikmati, seperti makanan, cinta, dan uang. Sedangkan pada anjing, penelitian ini menemukan bahwa aktivitas di bagian ini akan meningkat sebagai respons terhadap sinyal tangan yang menunjukkan makanan. Bagian ini juga menjadi aktif saat si anjing tengah akrab dengan manusia.
“Apakah temuan ini membuktikan bahwa anjing mencintai kita? Tidak cukup. Tapi banyak emosi positif--yang mengaktifkan bagian ini pada manusia--turut mengaktifkan bagian yang sama pada anjing,” tutur Bern.
Ahli saraf menyebut hal ini sebagai homologi fungsional. Dan ini mungkin merupakan indikasi dari emosi anjing. Kemampuan anjing untuk merasakan emosi positif, seperti cinta dan keterikatan, setara dengan kemampuan anak manusia.
DAILY MAIL | ANINGTIAS JATMIKA
Baca juga:
Filosofi Permen ala Jokowi
Narkoba di Ruangan Akil Bikin Kuat Melek
Warga Blokir Jalan, Jalur Buaran-Klender Lumpuh
Dapat Penghargaan, Sesepuh Ragunan Malah Mengumpat