TEMPO.CO, Tripoli – Setelah ditahan selama beberapa jam oleh milisi yang identitasnya belum diketahui, Perdana Menteri Libya Ali Zeidan akhirnya dibebaskan. Sebelumnya, ia ditangkap di hotelnya di Tripoli pada Kamis, 10 Oktober 2013, menjelang Subuh, oleh sekelompok gerilyawan.
“Saya salut kepada kaum revolusioner yang memiliki peran penting. Saya salut kepada mereka atas apa yang mereka lakukan dalam urusan ini,” ujar Ali Zeidan saat rapat kabinet yang berlangsung sesaat setelah pembebasannya, seperti dikutip laman BBC.
Rapat kabinet ini ditayangkan langsung di televisi Libya, al-Ahrar. Ali tampak baik-baik saja. Dalam kesempatan itu, ia juga mengucapkan terima kasih kepada para revolusioner yang mengambil bagian dalam operasi keamanan untuk membebaskannya. Koresponden BBC di Tripoli melaporkan, Ali diselamatkan oleh brigade keamanan dari wilayah terdekat.
Namun, hingga kini belum diketahui apa motif penculikan Ali. Beberapa pihak menduga penculikan ini merupakan reaksi kemarahan milisi Libya atas penangkapan senior Al Qaeda, Anas al-Liby, oleh Amerika.
Liby diyakini menjadi salah satu dalang dalam serangan Kedutaan AS di Kenya dan Tanzania pada tahun 1998. Serangan ini menewaskan lebih dari 220 orang. Ia ditangkap pada hari Sabtu, 5 Oktober lalu.
BBC | ANINGTIAS JATMIKA
Baca juga:
Pilot Sakit, Penumpang Ambil Alih Kendali Pesawat
Turki Cabut Larangan Berjilbab
Maskapai Inggris Cari Pramugari 'Syur' di Youtube
Intelijen Inggris: Ada Ancaman dari Militan Islam