TEMPO.CO , Jakarta:Pada Musyawarah Nasional Golkar di Bali, 15-20 Desember 2004, Jusuf Kalla yang terpilih menjadi ketua umum memasukkan Ratu Atut Chosyiah ke dalam kepengurusan 2004-2009. Atut duduk sebagai Wakil Bendahara Umum.
Atut disorongkan Agung Laksono yang waktu itu menduduki jabatan ketua koordinator Golkar wilayah Jawa Barat, DKI, dan Banten. Agung membenarkan soal ini. “Dia memang kader yang baik. Kalau sekarang dia kena masalah, ya kita tunggu saja masalahnya seperti apa,” kata Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat itu.
Ratu Atut menjadi sorotan setelah Tubagus Chaeri Wardhana, adiknya ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Tubagus diduga terlibat kasus suap yang melibatkan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar dalam sengketa pemilihan kepala daerah Lebak.
Politikus Golkar asal Banten, Irsjad Djuwaeli, mengatakan Atut bukan produk kaderisasi Golkar. Perempuan pertama yang menjabat gubernur di Indonesia tapi tak pernah duduk di kepengurusan. Seorang politikus Golkar lain menyebut, selama kepengurusan itu Atut juga tak terlihat aktif. (Baca lengkap Jejak Politik Ratu Atut di Partai Golkar di Majalah Tempo Edisi 15 Oktober 2013)
TIM TEMPO