TEMPO.CO, Jakarta - Pameran perdagangan Trade Expo Indonesia (TEI) ke-28 yang digelar di Jakarta International Expo (JIExpo), Kemayoran, Jakarta, hari ini resmi dibuka oleh Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono. Dalam sambutannya, Boediono menyampaikan bahwa TEI merupakan media bagi kegiatan National Pride Campaign dalam membangun kebanggaan pada produk dalam negeri dan rasa cinta tanah air.
"Marilah tunjukkan kepada dunia internasional bahwa produk-produk Indonesia adalah produk-produk yang berkualitas, bernilai tambah, dan berdaya saing tinggi," ujar Boediono dalam sambutannya saat membuka TEI ke-28 di JIExpo.
Sementara Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menyatakan bahwa kehadiran para buyer dan delegasi dagang dari lebih 100 negara mitra dagang ini menunjukkan bahwa TEI sebagai pameran berskala internasional telah dikenal luas. "Untuk itu, kegiatan ini harus dimanfaatkan untuk menjalin hubungan dagang, serta tentunya mempengaruhi posisi Indonesia di pasar global yang berkembang sangat dinamis dan semakin kompetitif," kata Gita.
TEI 2013, yang berlangsung pada 16-20 Oktober 2013, menampilkan produk-produk ekspor terbaik Indonesia dari sekitar dua ribu peserta pameran dan akan dikunjungi oleh sekitar 9.343 orang buyer dari 106 negara.
Selama kegiatan TEI 2013, Kementerian Perdagangan sebagai panitia penyelenggara akan menerima lebih dari 50 delegasi misi dagang dari berbagai negara yang mewakili 5 (lima) benua di dunia. Sepuluh negara misi dagang yang membawa buyer 30 hingga 100 orang antara lain Nigeria, Malaysia, Arab Saudi, India, Afrika Selatan, Amerika Serikat, Banglades, Australia, Korea Selatan, dan Jepang.
Di antara peserta misi dagang tersebut adalah Jamiel Mohamed Radjabali yang berasal dari Suriname. Sebagai anggota Kadin Suriname dan pemilik Funeral Parlour Hamdard, ia berencana mencari pasokan kayu berkualitas selama kunjungannya di Indonesia. Kayu-kayu itu akan digunakannya sebagai bahan pembuat peti mati di negaranya. "Selain itu saya juga tertarik untuk membeli batik," ujarnya.
Duta Besar Indonesia untuk Suriname Nur Syahrir Rahardjo menyatakan bahwa 15 persen dari sekitar 500 ribu penduduk Suriname merupakan etnis Jawa. Karena itulah batik punya pasar yang cukup besar di sana. Ia menyebut, tahun lalu nilai ekspor Indonesia ke Suriname mencapai US$ 7,9 juta, sementara impor kita dari negeri bekas jajahan Belanda itu tak lebih dari US$ 2 juta. "Perdagangan kita dengan Suriname masih surplus cukup besar," ujarnya.
PINGIT ARIA
Topik terhangat
Ketua MK Ditangkap | Dinasti Banten | Dolly Riwayatmu
Berita terkait
INFOGRAFIS Silsilah Dinasti Banten
Selingkuh Politik-Bisnis Dinasti Keluarga Atut
Korupsi Dinasti Banten Dirancang Sistematis
Dinasti Atut Dinilai sebagai Miniatur Orde Baru