TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Redaksi TVOne, Karni Ilyas membantah melarang dua aktivis Banten yang mengkritik Gubernur Banten Ratu Atut Choisyah tampil dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) bertajuk "Dinasti Politik Ratu Atut". Mereka, kata dia, boleh hadir sebagai tamu.
“Yang saya tidak izinkan mereka berbicara, karena saya tidak tahu siapa mereka,” kata Karni dalam keterangan tertulis kepada Tempo, Kamis, 17 Oktober 2013. “Lagipula narasumber yang sudah confirm sudah 18 orang. Tidak mungkin tambah lagi.”
Dua aktivis di Banten yang kerap mengkritik dinasti politik Ratu Atut Chosiyah dikabarkan dilarang hadir di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) di stasiun televisi TVOne, Rabu, 16 Oktober 2013, malam. Dua orang yang tidak boleh dihadirkan adalah ekonom Universitas Ageng Tirtayasa Banten, Dahnil Azhar dan Uday Suhada.
Dahnil merupakan aktivis yang kerap mengkritik kemiskinan yang timpang di Banten, termasuk proyek yang dikuasai klan Atut. Uday, pada 2011, bersama Indonesian Coruption Watch (ICW) melaporkan Ratu Atut ke KPK terkait dugaan penyelewengan dan korupsi dana hibah serta bantuan sosial senilai Rp 340 miliar lebih.
Karni mengatakan sehari sebelum acara sudah menyusun daftar pembicara, termasuk wakil ICW. Beberapa jam menjelang acara, tim Karni melaporkan ICW akan datang dengan beberapa aktivis Jaringan Warga untuk Reformasi (Jawara) Banten. ICW kemudian diberitahu bahwa kedua orang itu hanya menjadi tamu, dan tak diberi kesempatan berbicara. Namun ICW, kata Karni, membatalkan hadir.
Narasumber ILC Effendi Gazali, kata Karni, sudah meminta penjelasan mengenai hal itu. Karni juga sudah menjelaskannya secara on air.
WANTO
Berita Terkait
INFOGRAFIS Selingkuh Politik-Bisnis Dinasti Keluarga Atut
PPATK Telusuri Transaksi Keuangan Dinasti Atut
Kejanggalan Proyek Hambalang ala Dinasti Atut
Korupsi Dinasti Banten Dirancang Sistematis