TEMPO.CO, Brasilia -- Semestinya dua remaja ini senang karena memiliki kakek yang terkenal dan berlimpah uang. Namun, nyatanya tidak. Sebaliknya, mereka merasa ditelantarkan oleh sang kakek.
Kakek yang dimaksudkan adalah Pele, legenda sepak bola Brasil yang terkenal sejak usia muda. Dia mengantarkan Brasil tiga kali meraih gelar juara dunia, yakni pada 1958, 1962, dan 1970. Hampir semua orang Brasil mengenalnya. Dia pun selalu tersenyum kepada siapa pun.
Namun perlakuan pria yang kini berumur 72 tahun itu terhadap cucunya ternyata berbeda. Kedua remaja berumur 13 dan 15 tahun ini, yang merupakan anak dari Sandra Regina, putri sang legenda yang wafat beberapa tahun lalu, menganggap Pele menelantarkan mereka.
Permintaan mereka kerap bertepuk sebelah tangan. Keinginan kedua cucunya untuk bertemu saja tak dituruti Pele. Terhitung sejak 2011, si Mutiara Hitam ini tak pernah mau menemui kedua cucunya.
Padahal, kedua cucunya itu sangat membutuhkan kehadiran sang kakek. Tak jelas alasan Pele tak mau menemui kedua cucunya itu.
Kesal karena keinginan mereka untuk sekadar bertemu tak pernah terkabul, akhirnya dua anak baru gede ini menyewa pengacara untuk menggugat Pele.
Mereka menuntut Pele membayar kompensasi sebesar US$ 6.500 dolar atau sekitar Rp 70 juta. Uang itu akan digunakan sebagai jaminan asuransi dan biaya pendidikan keduanya.
Gugatan itu terpaksa dilayangkan karena menurut pengacara mereka, Claudio Forssell, seperti yang disampaikan Diario de Sao Paulo, kedua anak itu selalu ditelantarkan secara moral dan material oleh sang kakek.
Proses hukum kasus gugatan ini masih terus berlangsung di Brasilia. Namun, sambil menunggu putusan akhir yang dijadwalkan keluar bulan depan, hakim memerintahkan Pele agar memberi uang kepada kedua cucunya itu masing-masing US$ 760 dolar atau Rp 8 juta.
HINDUSTAN ONLINE | IRFAN