TEMPO.CO, Jakarta - Sentimen bursa global yang cenderung positif membuat pergerakan indeks di bursa Jakarta menguat. Analis dari PT Trust Securities, Reza Priyambada, mengatakan pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) selama pekan keempat Oktober 2013 akan menguat meski masih berpeluang bergerak datar.
“Jika pelaku pasar tidak panik dan tidak ambil untung secara masif, indeks akan mempertahankan kenaikan jangka pendek,” kata dia kepada Tempo.
Kepastian masalah anggaran dan plafon utang Amerika Serikat menyebabkan mayoritas bursa Amerika, Eropa, dan Asia naik. Sentimen positif dari kenaikan PDB Cina juga masih menyelimuti pasar, sehingga berimbas pada kenaikan harga saham-saham energi.
Dari dalam negeri, tekanan jual investor asing mulai reda menjelang akhir pekan yang diiringi dengan apresiasi positif nilai tukar rupiah. Menurut Reza, pernyataan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa yang menyebutkan shutdown Amerika tidak berdampak signifikan pada ekonomi Indonesia turut memberi angin segar pada bursa saham. “IHSG pun mampu bertahan di zona hijau,” ujarnya.
Meski demikian, optimisme di atas masih dibayangi sentimen negatif dari kinerja keuangan emiten besar di Amerika yang di bawah ekspektasi. Selain itu, pasar akan kembali menanti rapat petinggi bank sentral Amerika (The Fed) untuk mendapat jaminan kepastian bahwa bank sentral belum akan mengurangi stimulusnya.
Pelaku pasar juga masih menanti laporan keuangan emiten kuartal ketiga yang sudah mulai dirilis pekan ini. Pada hari ini, Senin, 21 Oktober 2013, IHSG akan bergerak pada level 4.492-4.563 dengan potensi kenaikan masih terbuka. “Cermati saham Semen Indonesia, Charoen Pokphand, Astra Internasional, dan Wijaya Karya,” ujar Reza.
M. AZHAR
Terpopuler
Di Harvard, Airin Bawa Ajudan
Perbedaan Cina dan China Versi Remy Sylado
Ical Anggap Dinasti Atut Baik dan Untungkan Partai
Banyak Kebakaran, Jokowi: Memang yang Bakar Saya?
Ani Yudhoyono Abadikan Momen Pesta Azima Rajasa