TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, akan menggeser tugu perjuangan di Kali Bekasi di Jalan Ir Juanda. Penggeseran itu untuk mendukung sarana pembangunan transportasi Double Double Track PT Kereta Api Indonesia. "Dipindah atau bagaimana, sehingga tidak menghilangkan monumen sejarah," kata Wakil Wali Kota Bekasi, Ahmad Syikhu, Ahad, 20 Oktober 2013.
Menurut Syaikhu, hingga saat ini pemindahan tugu perjuangan itu belum diputuskan. Sebab, Pemkot Bekasi masih akan membicarakan dengan pihak PT KAI ihwal pembangunan DDT yang terbentur dengan tugu tersebut. "Masih akan dibicarakan lagi, karena ini menyangkut sarana transportasi," ujarnya.
Sementara itu, PT KAI mengaku menunggu persetujuan dari Pemerintah ihwal pembangunan jalur DDT yang akan melintasi Bekasi sampai ke Cikampek dari Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan. Sebab, pembangunan rel DDT ini membutuhkan perluasan lahan, karena akan dipasang empat rel di lokasi tersebut. Lahan yang bakal digunakan kini berdiri monumen sejarah.
Tugu perjuangan ini merupakan monumen perjuangan rakyat Bekasi saat perang kemerdekaan masa lalu. PT KAI sendiri menghormati nilai-nilai sejarah yang dimiliki tugu tersebut. Tugu perjuangan tersebut telah berdiri sejak tahun 1955. Sehingga, bila dipindah, PT KAI mengupayakan pemindahan tugu tak terlalu jauh dari lokasi semula. "Masih menunggu surat perintah dari pemerintah Bekasi," kata Wakil Kepala Stasiun Bekasi, Teguh Budiono.
Tugu Kali Bekasi merupakan monumen perjuangan rakyat Bekasi di masa perang kemerdekaan. Bangunan itu berada di tepi Kali Bekasi, arah timur Stasiun Bekasi dan bersebelahan dengan jembatan rel. Dalam sejarahnya, pada 19 Oktober 1945, Komandan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Jatinegara, Sambas Atmadinata, menginformasikan kepada Zakaria, Komandan TKR di markas Bekasi, ada 90 tentara Jepang akan melintas menggunakan kereta menuju Bandar Udara Kali Jati Subang.
Zakaria memerintahkan Kepala Stasiun Bekasi memindahkan jalur perlintasan dari jalur dua ke jalur satu yang merupakan jalur buntu. Akibatnya, kereta yang membawa pasukan Jepang berhenti tepat di tepi Kali Bekasi. Saat kereta digeledah, ditemukan banyak senjata api. Pejuang marah walaupun awak kereta menghadang memperlihatkan surat perintah jalan. Perang pun tak terhindarkan. Kali Bekasi yang jernih menjadi merah. Kejadian ini membuat Jepang marah karena dianggap menyalahi perjanjian damai Indonesia-Jepang.
ADI WARSONO
Berita terkait:
Pembangunan Taman Pertahankan Tugu Bekasi
Listrik di RSUD Bekasi Padam, Pasien Stres
Tak Ada Trotoar di Kota Bekasi
Dinilai Terburuk, Kota Bekasi Ingin Masukan KPK