TEMPO.CO, Jakarta - Batik merupakan salah satu kekayaan Nusantara yang rumit dan kompleks. Edward Hutabarat, desainer kelahiran Tarutung, 31 Agustus 1958 ini memanfaatkan keindahan batik parang dan pesisir dalam rancangan terbarunya di pentas Jakarta Fashion Week 2014.
Tahun ini Edo--demikian ia dipanggil--menjadikan panggung Jakarta Fashion Week (JFW) 2014 untuk menampilkan 82 koleksi terbarunya. Edo memilih tema "The Parang" sebagai tema peragaan busana yang berada di bawah salah satu naungan label miliknya, Part One Edward Hutabarat.
Berdasarkan tema yang diangkat, parang menjadi objek utama yang dieksplorasi oleh Edo. Motif parang sendiri merupakan motif teragung dalam khazanah batik.
Edo memadukan motif parang dengan motif batik lainnya seperti Cirebonan, Pekalongan, Yogyakarta, dan Solo. Selain motif-motif batik pesisir, motif flora-fauna pun turut dipadukan dengan motif parang. Edo pun masih menyertakan motif garis-garis serta polkadot sebagai aksen tambahan dalam beberapa rancangannya.
Lewat rancangannya, Edo ingin menampilkan identitas Indonesia lewat batik sebagai sebuah identitas yang resmi. Ia pun memilih tiga kata: simplicity, sexy, dan quality untuk mendeskripsikan rancangan-rancangan The Parang.
Rancangan yang ditampilkan Edo mengunakan potongan-potongan yang simpel dan tidak berlebihan. Seperti dress dengan siluet era-50 dan 60-an. Selain itu dari 82 rancangan yang ditampilkan terdapat juga rancangan dengan konsep swimsuit, dress casual, dan gaun malam.
Edo pun menampilkan dress-dress pendek dengan lengan balon yang menjadi salah satu ciri khasnya. Celana pipa yang dipadu dengan atasan model swimsuit, lalu terusan rok yang dipadu dengan bolero warna senada bertangan pendek.
Motif fauna gajah berwarna biru toska ditunjukkan lewat rok span serta atasan lurus dengan tangan balon.
Edo tentunya tidak melewatkan koleksi coat batik yang menjadi salah satu ciri khasnya. Coat dengan model turtle neck menjadi luaran dari dress selutut yang dilapis tile dan renda. Tidak hanya batik, motif polkadot pun ada yang Edo gunakan dalam salah satu rancangan coat-nya. Motif garis-garis dihadirkan sebagai pinggiran dari ujung rok dan bagian lengan.
Edo pun turut menampilkan beberapa foto hasil jepretannya untuk mengiringi para model yang berjalan menunjukkan rancangan busana miliknya. Menurut dia, hal tersebut menjadi salah satu bagian penting karena tampilan multimedia tersebut turut memberi alur bagi ritme peragaan 82 busananya.
AISHA
Topik Terhangat
Gatot Tersangka | Suap Akil Mochtar | Foto Bunda Putri | Dinasti Banten | Sultan Mantu
Berita Terpopuler
Ketika Selebriti Indonesia Ramaikan JFW 2014
Ini 6 Gerakan Kencangkan Paha
Tanpa Bersosial, Pendidikan Tak Akan Maju
Gaya Kemayu Koleksi Pria Musim Semi 2014
Tren Warna Tata Rias Jakarta Fashion Week 2014