TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Universitas Indonesia, Lana Soelistianungsih, memprediksi inflasi pada Oktober 2013 tidak akan terlalu tinggi, tidak lebih dari 0,05 persen. "Inflasinya kecil," ujar Lana, Kamis, 24 Oktober 2013.
Inflasi terjadi pada produk peralatan, disebabkan kenaikan tarif dasar listrik pada awal Oktober lalu. Selain itu, juga pada sektor transportasi. "Kenaikan tarif tol memicu inflasi transportasi," katanya. Meski demikian, kata Lana, pada Oktober juga terjadi deflasi terutama pada sektor bahan pangan.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati juga menilai deflasi masih akan terjadi pada Oktober 2013. Penyebabnya, kata dia, tidak ada gejolak yang signifikan selama sebulan belakangan. "Tekanan pada nilai tukar rupiah pun cenderung rendah," kata dia.
Berakhirnya penutupan layanan pemerintah Amerika Serikat dan kondisi perekonomian yang mulai tenang, menurut Enny, turut berperan menjaga level nilai tukar rupiah di pasar uang.
September lalu, Badan Pusat Statistik mencatat telah terjadi deflasi sebesar 0,35 persen. Deflasi terjadi karena turunnya harga beberapa komoditas, seperti bawang merah, cabai rawit, sawi hijau, cabai merah, dan telur.
LINDA HAIRANI
Topik Terhangat:
Sultan Mantu|Misteri Bunda Putri |Gatot Tersangka| Suap Akil Mochtar |Dinasti Banten
Berita Terpopuler:
Miing Bagito: Jalan Banten Rusak oleh Lamborghini
Kantor Diubek-ubek KPK, Anak Buah Airin Bungkam
Miing: Airin Pernah Audisi Figuran Bagito Show
Inilah Kantor Wawan sebagai Wali Kota Malam
Bunda Putri Sering Mengaku Alumnus Minyak ITB 75