TEMPO.CO, Jakarta - Dari seteru menjadi sekutu. Kalimat ini agaknya pas untuk menggambarkan hubungan antara Pius Lustrilanang dengan Prabowo Subianto. Pada era reformasi, Pius adalah aktivis pro-demokrasi yang pernah diculik Tim Mawar Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat, yang saat itu berhubungan dengan Prabowo.
Kini, Pius adalah anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Gerindra yang didirikan Prabowo. Kepada Wayan Agus Purnomo dari Tempo, Pius menceritakan awal kedekatannya dengan Prabowo. Dia mengaku hingga kini sulit untuk menjawab pertanyaan tentang alasannya bergabung dengan Gerindra. "Sulit karena saya harus meringkaskan 10 tahun perjalanan politik saya ke dalam satu kalimat atau satu paragraf pendek," kata dia pada Kamis, 24 Oktober 2013.
Apakah ini sekadar jodoh politik Pius? Setelah 10 tahun mencari partai yang layak sebagai sandaran, Gerindra dinilai Pius sebagai pilihan pas. Kedekatannya dengan Prabowo pun, kata Pius, didasari semangat saling menularkan sifat baik.
Pius ingin membangun laskar paramiliter yang tangguh, mungkin mewarisi darah Kopassus didikan Prabowo. "Sebaliknya, keinginan Prabowo untuk membangun partai politik yang tangguh, mungkin mewarisi darah aktivis yang ada dalam diri saya," ujarnya. Berikut ini penuturan Pius tentang Prabowo.
Bagaimana awalnya Anda bertemu dengan Prabowo?
Bambang Kristiono (bekas Komandan Tim Mawar Kopassus) yang menfasiltasi. Setelah pengadilan Tim Mawar, kalau tidak salah tahun 1999, dia mengontak saya mengajak bertemu di Jakarta. Kapan, ya? Setelah menikah kalau tidak salah. Kami ketemu dan dia menjelaskan soal penculikan itu. Bambang mengatakan bahwa dia hanya serdadu yang menjalankan perintah. Saya sendiri tetap berpandangan, yang bersalah dalam penculikan itu adalah Jenderal Soeharto sebagai Panglima tertinggi ABRI.
Apa yang terjadi dalam pertemuan itu?
Bambang menjelaskan bahwa semuanya hanya perintah. Setelah itu, kami sering bertemu, membawa keluarga kami masing-masing. Beberapa kali saling bertandang ke rumah masing-masing. Waktu itu, Bambang sudah bekerja untuk Prabowo. Terus bagaimana Bambang memfasilitasi pertemuan dengan Prabowo?
Pertemuan dengan Prabowo seingat saya tahun 1999 apa 2000, saya lupa. Pembicaraannya, ya, menyangkut soal penculikan. Prabowo berkata, saya hanya menculik yang ada saja. Yang sudah dikembalikan. Pertemuan sekitar tiga jam di sebuah apartemen, di Kuala Lumpur.
Ada permintaan maaf dari Prabowo ?
Ya, ada. Beliau menyampaikan itu.
Pertemuan selanjutnya?
Tidak, kami sempat bertemu beberapa kali. Kan, ada beberapa teman yang bekerja untuk Prabowo. Ada yang berada di lingkaran dia.
Terpopuler