TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) memprediksi penyerapan batu bara oleh pembangkit tak akan mencapai target. Hingga akhir tahun, konsumsi batu bara diperkirakan hanya mencapai 60 juta ton dari target 66 juta ton.
"Sampai akhir tahun konsumsi batu bara hanya sebesar 90 persen dari target," kata Kepala Divisi Batu Bara PLN, Helmi Najamuddin, saat ditemui usai coffee morning perayaan Hari Listrik Nasional di Kantor Pusat PLN, Senin, 28 Oktober 2013.
Tak optimalnya penyerapan batu bara untuk pembangkit ini disebabkan terlambatnya pengerjaan sejumlah proyek pembangkit dalam program percepatan 10 ribu megawatt (MW) tahap pertama (fast track programme/FTP). "Memang ada beberapa PLTU FTP maupun non-FTP yang telat," ujarnya.
Selain itu, rendahnya konsumsi batu bara pembangkit akibat produksi listrik dari pembangkit listrik tenaga air yang berlimpah. "Batu bara kan lebih mahal dari air sehingga konsumsi batu bara dikurangi. Namun, penyebab ini tidak signifikan," ujarnya.
Tidak optimalnya realisasi konsumsi batu bara tersebut juga terlihat dari realisasi penyerapan sepanjang Januari hingga September 2013 yang hanya sebesar 45,2 juta ton. Penyerapan tersebut hanya mencapai 89,8 persen dari target hingga kuartal tiga sebesar 50,3 juta ton.
Konsumsi batu bara tersebut mengalami peningkatan hampir sebesar 10 persen dari realisasi konsumsi pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai 31,9 juta ton. Helmi menjelaskan, peningkatan tersebut akibat mulai beroperasinya sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). "PLTU Nagan Raya, PLTU Teluk Sirih, PLTU di Pelabuhan Ratu, dan PLTU Pacitan," ujarnya.
Kendati penyerapan batu bara tak optimal, PLN menargetkan konsumsi batu bara pada tahun depan bisa mencapai 76,6 juta ton. Dari target tersebut, konsumsi pembangkit swasta hanya sebesar 19 juta ton, sementara sisanya dikonsumsi oleh pembangkit-pembangkit PLN.
AYU PRIMA SANDI
Berita Terpopuler:
Ini Agenda Aksi FPI Menolak Lurah Susan
Tanah Ahli Waris Adam Malik Dijual Rp 350 Miliar
FPI Akan Demo Jokowi Soal Lurah Susan
Jokowi Kejar-kejar Pelari Kenya
Tak Hanya Susan, FPI Juga Bidik Lurah Grace