TEMPO.CO, Depok - Pembangunan Jalan Margonda Depok menuai kritik dari Ketua DPRD Depok, Rintis Yanto. Menurut dia, pengerjaan proyek hanya membuang anggaran saja. Sebelumnya, Jalan Margonda sudah dilebarkan menjadi sekitar 25 meter. Ke depan, jalan tersebut akan dilebarkan menjadi 32 meter sesuai dengan master plan.
"Penataan Margonda tidak dirasakan masyarakat. Ini sama saja dengan inefisiensi anggaran karena dana yang digunakan tidak sedikit,"kata Rintis. Seperti diketahui pengerjaan tahap pertama pada 2012 menelan anggaran sekitar Rp 42 miliar.
Menurut Rintis, masyarakat tidak menikmati hasil dari pelebaran tahap pertama. Padahal, pelebaran itu digadang akan mengatasi kemacetan di jalan itu. Saat ini, hasil dari pelebaran justru digunakan untuk parkir sembarangan. Namun, Pemkot seolah tak menggubris teguran Dewan karena dengan dalih kegiatan itu merupakan rancangan program perbaikan dan penataan kota dalam lima tahun ke depan.
Rintis mengatakan, ada banyak kesalahan konsep yang dilakukan Pemkot Depok dalam pembangunan tahap pertama. Salah satu yang paling besar adalah mengenai pembebasan lahan pertokoan. Pembebasan lahan itu tidak mudah karena milik swasta. "Ini yang dibebaskan sedikit. Sekarang masih semrawut dan masih buruk sekali," katanya. (Baca : Taman Separator Penghijauan Jalan Margonda, Depok)
Ketua DPRD Depok ini pesimis pembenahan Margonda tahap dua itu dapat selesai tepat waktu karena dikerjakan di akhir tahun anggaran. Dia menduga pengerjaan dilakukan tidak sesuai prosedur karena hanya mengejar target waktu.
"Makanya kami sedang evaluasi kegiatan ini bersama Badan Anggaran," kata dia. Jika pengerjaan tahap kedua tidak mencapai hasil maksimal, Rintis mengancam tidak akan menganggarkan lagi anggaran untuk Margonda.
Sutomo, warga Kemiri Muka, Beji Depok mengaku, terganggu dengan pembangunan itu. Meski begitu, dirinya melihat niat baik pemerintah untuk memperbaiki jalan itu. "Kalau sekarang sih terganggu, tetapi ini kan sedang diperbaiki," katanya. Yang penting, kata dia, pekerjaan itu melihat keselamatan pengguna Jalan Margonda.
Pembuatan saluran air, kata dia, akan bermanfaat saat hujan benar-benar mengepung Depok. Selama ini, setiap hujan lebat datang Jalan Margonda akan selalu digenangi air hingga sekitar 15 sentimeter. Biasanya genangan terparah terjadi di depan Terminal Terpadu Depok dan depan SPBU 34-16406. "Air itu kan keluar karena tidak mampu ditampung saluran yang kecil," katanya. Jika terjadi genangan, konsekuensinya pasti akan terjadi macet parah. "Saat enggak ada genangan saja macet setiap hari."
Karena menjadi sendi perekonomian, Jalan Margonda kerap macet. Perbandingan volume kenderaan dengan kapasitas jalan (visi rasio) di Jalan Margonda Raya adalah 0,9 persen. Hal itu lebih tinggi dari ambang kapasitas jalan yang hanya berada di bawah 0,7 persen. Pada pukul 07.00-08.00 WIB, volume kendaraan yang melaju di jalan ini sebanyak 6.099 satuan mobil penumpang (SMP). Sementara pada pukul 15.00 hingga 22.00 WIB, jumlahnya naik menjadi 7.045 SPM per jam.
ILHAM TIRTA
Berita Terpopuler:
Adiguna Diduga Melindungi Flo
Adiguna di Rumah Indriani sebelum Bertemu Flo
Diperiksa 7 Jam, Eddies Dicecar 30 Pertanyaan
Buruh Adukan Jokowi ke PDIP
Adiguna Sutowo akan Diperiksa Polisi, Selasa Ini