TEMPO.CO, Jakarta - Muhammad Daivi, 62 tahun, sang pencetus aksi Busway Kick dengan mengacungkan jempol ke bawah, mengayunkan kaki, hingga memotret kendaraan yang menerobos jalur bus Transjakarta, mengaku senang aksinya didukung oleh Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. "Saya langsung sembuh, nih," kata Daivi, yang saat ini sedang sakit, kepada Tempo, Rabu, 13 November 2013.
Menurut dia, dukungan dari orang nomor satu di Jakarta itu dapat memotivasi masyarakarat untuk ikut melakukan Busway Kick. "Saya jadi tambah semangat lakuin aksi ini terus dan menyebarkannya ke masyarakat," ujarnya.
Pria yang tinggal di Tanjung Priuk, Jakarta Utara, ini bercerita pertama kali ia melakukan aksi Busway Kick pada September lalu. Aksi dengan mengacungkan jempol ke bawah, mengayunkan kaki, hingga memotret, dia lakukan lantaran merasa terganggu dan kesal oleh pengguna kendaraan yang menerobos jalur busway.
"Saya kan rumah di Tanjung Priok, kalau kemana-mana pakai busway (Transjakarta). Waktu itu, saya dari rumah mau ke Kampung Melayu untuk mengaji. Nah, saat di busway, ada mobil di depan bus dan motor juga lewat jalur busway. Saya kesal. Enak banget mereka nyelonong, kita ngantre capek-capek," ujarnya.
Dari situ, kata Daivi, dia mulai berpikir bagaimana caranya agar masyarakat sadar dengan tidak menerobos jalur busway. "Karena mereka kan melanggar. Saya hampir seminggu dua kali ke Kampung Melayu, kalau begitu terus gimana? Masak tidak ada perubahan," kata Daivi.
Daivi kemudian menemukan cara Busway Kick dengan mengacungkan jempol ke bawah, kaki diayun, dan memotret. "Dari pada saya ngedumel sendiri atau ngedumel sama orang lain, lebih baik saya melakukan tindakan tapi bukan menindak. Karena menindak kan tugasnya yang berwajib," ujarnya. "Tindakan yang juga tidak ekstrem dan tidak frontal tapi memberikan sanksi sosial."
AFRILIA SURYANIS
Terpopuler:
Mandiri Ungkap Kebohongan Jilbab Hitam
Kompasiana: Tulisan Jilbab Hitam Provokatif
KPK Sita Buku Yasin Anas-Athiyah, Tolak Yasin Ibas
Bukti Jokowi Sakti, Acara SBY Jadi Tertutup