TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan masih ada sejumlah tantangan global dan domestik ke depan yang harus dihadapi. Salah satu tantangan perekonomian global yang dimaksud adalah pergeseran lanskap ekonomi global.
“Jika dua tahun silam sempat diperbincangkan soal two-speed world recovery, yakni ekonomi negara maju yang melambat dan ekonomi emerging market yang cepat, kini keadaannya berbalik,” ujar Agus dalam pertemuan tahunan Bank Indonesia dengan kalangan perbankan Bankers Dinner di Bank Indonesia, Kamis malam, 14 November 2013.
Lebih jauh, Agus menjelaskan, perekonomian Amerika Serikat kini mulai menguat, ekonomi Eropa berpeluang lepas dari krisis, sedangkan ekonomi emerging market justru melambat. Pergeseran itu berisiko memutar balik arah modal portofolio menuju negara maju.
Di domestik, Agus menyebutkan tantangan berupa pasar keuangan yang belum dalam dan likuid, serta kelemahan pada struktur produksi domestik. Seiring dengan ekspansi kelas menengah, struktur permintaan barang dan jasa semakin beragam dengan karakteristik yang semakin kompleks.
"Struktur produksi yang ada saat ini mencerminkan keunggulan komparatif yang dulu kita manfaatkan untuk membawa Indonesia bertransisi dari low ke middle income country," tutur Agus.
Tatanan industrial didominasi oleh industri ekspor padat karya dan sumber daya alam, seperti pertambangan batu bara dan industri minyak sawit mentah. "Ketika Indonesia telah menjadi middle income country dengan keels menengah yang semakin besar, tatanan industrial seperti itu tidak cukup," ucapnya.
MARTHA THERTINA