Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kunjungi Pengungsi Rohingya, Sekjen OKI Menangis  

Editor

Natalia Santi

image-gnews
18 belas pengungsi rohingya yang sebagian besar anak-anak dan wanita ini mengungsi di Gedung LBH Jakarta, (09/07). Mereka mengharapkan dan meminta bantuan LBH Jakarta untuk mencari suaka ke Australia. TEMPO/Dasril Roszandi
18 belas pengungsi rohingya yang sebagian besar anak-anak dan wanita ini mengungsi di Gedung LBH Jakarta, (09/07). Mereka mengharapkan dan meminta bantuan LBH Jakarta untuk mencari suaka ke Australia. TEMPO/Dasril Roszandi
Iklan

TEMPO.CO, Yangon - Sekretaris Jenderal Organisasi Konferensi Islam, Eklemeddin Ihsanoglu, mengaku menangis saat bertemu dengan komunitas Muslim Rohingya di Myanmar. Dalam pertemuan di kamp pengungsi di Sittwe, kemarin, Ihsanoglu mendengarkan kesaksian Rohingya yang terpaksa meninggalkan rumah mereka karena dikejar-kejar massa Buddha yang membawa golok.

“Saya tidak pernah merasakan hal seperti ini, saya menangis,” katanya usai mengakhiri kunjungan empat hari di Myanmar.

Kehadiran Ihsanoglu juga disambut aksi demo ribuan massa Buddha yang menolak kehadirannya di Myanmar, Jumat pekan lalu. 

Ihsanoglu memimpin delegasi yang terdiri atas sejumlah menteri luar negeri dari 57 anggota OKI untuk membahas situasi muslim Rohingya di Myanmar.

Sejak Rabu pekan lalu, delegasi OKI tiba di Yangon untuk bertemu dengan presiden, para menteri, kelompok antaragama, dan badan-badan PBB. Warga Buddha menggelar aksi di seluruh Myanmar menolak kunjungan yang mereka sebut mengintervensi urusan dalam negeri.

Kedatangan delegasi OKI di Bandara Sittwe, Jumat, disambut dengan spanduk berbunyi “Get Out OIC” dan “We Don’t Want OIC”.

“Orang-orang kami tiba di sini sejak pukul 7 pagi. Kami punya lebih dari 3.000 orang,” kata Tun Hlaing, penyelenggara protes. Dia menuding masalah yang terjadi di negaranya akibat intervensi internasional.

Pemerintah Myanmar telah mengizinkan dan menjamin keselamatan delegasi, yang terdiri atas Ihsanoglu sebagai ketua, Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu, serta pejabat Malaysia, Arab Saudi, Mesir, Djibouti dan Bangladesh. Para delegasi menggunakan helikopter menuju negara bagian Arakan mengunjungi pengungsi Rohingya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di Arakan, sekelompok kecil warga Buddha juga menggelar aksi serupa di Maungdaw, Buthitaung, Toungup, dan Mrauk-U. Di Yangoon, aksi penolakan OKI dilakukan sekitar seribu orang, sebagian besar biksu Buddha. Mereka bergerak dari Pagoda Shwedagon menuju Pagoda Sule. Kepergian delegasi OKI juga diantar dengan aksi protes.

Aksi protes menolak kehadiran delegasi OKI juga digelar di Meiktila, Mandalay, dan Lashio, negara bagian Shan, Kamis pekan lalu. Di kedua kota itu terjadi kekerasan terhadap komunitas muslim sejak tahun lalu. Aktivis HAM menuding pemerintah Myanmar membiarkan terjadinya kekerasan terhadap komunitas muslim Rohingya.

Diperkirakan 140 ribu etnis Rohingya terpaksa mengungsi akibat dua gelombang kekerasan di negara bagian Arakan pada tahun lalu. Sedikitnya 192 orang tewas dalam bentrokan antara warga Buddha dan Rohingya. Pemerintah Myanmar tidak mengakui kewarganegaraan Rohingya yang dianggap berasal dari Bangladesh.

IRRAWADDY | ABC NEWS | NATALIA SANTI


Baca juga:
Anji Sebut Flo Pribadi yang Menyenangkan
Ricuh, Slanker Lempar Batu di Festival Musik Blues
Pegadaian Partikelir di Cengkareng Dirampok 
Untuk MRT, Tanam Pohon Dulu Baru Boleh Tebang 
50 Ribu Warga Bekasi Pindah Alamat 
Upah Kota Bekasi Beda Tipis dengan Jakarta
Diduga Perkosa Anak Kandung, Sopir Taksi Dibekuk

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

29 Januari 2021

Pendukung Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) memegang foto konselor Myanmar Aung San Suu Kyi ketika menunggu hasil penghitungan suara pemilu Myanmar di markas partai di Yangon, Myanmar, 8 November 2020.[REUTERS]
Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi


Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

10 Februari 2018

Ke-10 pria Rohingya yang ditangkap sebelum dibantai warga Buddha dan tentara Myanmar di Inn Din, Rakhine, Myanmar, 2 September 2017. Di antara 10 pria Rohingya tersebut merupakan nelayan, penjaga toko, seorang guru agama Islam dan dua remaja pelajar sekolah menengah atas berusia belasan tahun. Laporan pembantaian ini ditulis oleh dua wartawan yang kini diadili pemerintah pimpinan Aung San Suu Kyi. REUTERS
Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.


Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

27 September 2017

Seorang bocah Rohingya menangis di tengah antreatn saat berdesakan untuk mendapatkan bantuan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 25 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.


Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

26 September 2017

Suasana antrean pengungsi Rohingya untuk mendapatkan bantuan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 25 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.


Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

26 September 2017

Seorang anak pengungsi muslim Rohingya digendong ibunya saat berdesak-desakan untuk mendapatkan bantuan makanan di kamp pengungsian Cox's Bazar, Bangladesh, 21 September 2017. REUTERS/Cathal McNaughton
Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.


Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

25 September 2017

Sidang perdana tim pencari fakta PBB untuk Rohingya di Jenewa, 19 September 2017. Yuyun Wahyuningrum
Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.


Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

23 September 2017

Petugas mendata pengungsi Rohingya sebelum membagikan paket bantuan dari Indonesia di kamp pengungsian Thaingkali, Ukhiya, Bangladesh, 21 September 2017.  Bantuan kemanusiaan dari Indonesia telah sampai di Bangladesh dalam 8 kali pengiriman dengan pesawat
Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.


Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

6 September 2017

Penduduk desa Hindu berteduh di sebuah kuil di Myoma Ward Myhum Town, Myanmar. Hindu Youth Relief Group
Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.


Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

5 September 2017

Pesawat Myanmar yang hilang. Facebook/Commander in Chief Office
Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.


Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

27 Agustus 2017

Sejumlah warga negara Amerika Serikat mengikuti parade ASEAN di Silang Monas, 27 Agustus 2017. TEMPO/Maria Fransisca
Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.