TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom DBS Bank, Gundi Cahyadi, berpendapat defisit transaksi berjalan tak perlu ditakuti, asalkan arus modal asing masuk bisa membiayai defisit. "Capital inflow untuk run deficit transaksi berjalan," kata Gundi dalam "DBS Asian Insight Seminar 2013" di Hotel Ritz Carlton, Jakarta, Senin, 25 November 2013.
Kalau boleh memilih arus modal asing berupa penanaman modal asing (foreign direct investment/FDI) atau portfolio, Gundi memilih FDI. "Efek jangka panjangnya lebih positif," kata dia. Ia menjelaskan, modal asing pada portfolio gampang keluar-masuk.
Saat ini, kata Gundi, FDI membiayai 60 persen dari defisit transaksi berjalan, sisanya portfolio. "Kalau bisa meningkatkan FDI, akan baik untuk fundamental market," ucapnya. Masuknya investasi asing akan membuat prospek ekonomi bagus lantaran produktivitas domestik akan meningkat.
Meski defisit transaksi berjalan tak perlu ditakuti, Gundi mengakui Indonesia perlu melakukan beberapa penyesuaian agar defisit transaksi berjalan tak terus-terusan terjadi. Salah satunya dengan mendorong pengembangan industri manufaktur. Hal ini untuk mendorong ekspor produk yang bernilai tambah.
Ia menjelaskan, pengusaha-pengusaha besar Indonesia mengesampingkan industri ini selama 5-7 tahun terakhir dan memilih berdagang komoditas sumber daya alam. Hal ini seiring dengan menanjaknya harga komoditas. "Begitu ada perubahan, harga komoditas berubah turun, semua orang sadar pendapatan turun," ucapnya.
Selain itu, Gundi menyoroti tingginya impor minyak, padahal ekspor minyak semakin berkurang. Ia pun berpendapat perlu ada upaya untuk meningkatkan produksi minyak dalam negeri.
Ia mengungkapkan, pemerintah adalah pihak yang paling punya kekuatan untuk meredam defisit transaksi berjalan. "Defisit transaksi berjalan sekarang sudah di luar kebijakan moneter. Kenaikan suku bunga memang akan ada pengaruhnya, tapi hal-hal penting sebenarnya di pemerintah," ucapnya.
MARTHA THERTINA
Terpopuler
SBY Pernah Diperingatkan Waspadai Yusril
Ini Tingkah Jokowi Diteriakin, 'Nyapres Pak!'
Farhat: Menabrak, Dosa AQJ Tak Akan Habis
Survei: Tokoh Islam Tak Mampu Saingi Jokowi