TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri menyatakan tren penurunan defisit transaksi berjalan akan terus terjadi. “Akhir tahun ini, 31 bilion dollar AS,” kata Chatib saat membuka acara Manajemen Pengelolaan Utang 2014 di kantor Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, Rabu, 27 November 2013.
Sebelumnya, Bank Indonesia mengumumkan defisit transaksi berjalan pada kuartal ketiga tahun ini senilai US$ 8,4 miliar atau 3,8 persen dari produk domestik bruto (PDB). Angka itu berkurang dari kuartal sebelumnya, yang dilaporkan defisit mencapai US$ 9,9 miliar atau 4,4 persen dari PDB. Sementara pada kuartal pertama, defisit transaksi berjalan tercatat US$ 5,9 miliar.
Perbaikan kinerja transaksi berjalan terutama didukung oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas yang dipicu oleh lebih besarnya penurunan impor non-migas ketimbang ekspor. Selain itu, juga berkurangnya defisit neraca jasa dan pendapatan.
Namun, BI mencatat defisit neraca perdagangan migas masih meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya akibat kenaikan impor minyak. Selain disebabkan tren volume konsumsi BBM yang masih tinggi, hal itu juga dipengaruhi naiknya konsumsi BBM dalam rangka Idul Fitri yang terjadi pada Agustus 2013.
Untuk terus menekan defisit transaksi berjalan, pemerintah juga sudah mengeluarkan paket kebijakan pada Agustus lalu. Rencananya, dua paket kebijakan tambahan akan dikeluarkan Kementerian Keuangan pada awal bulan depan.
Selain itu, pemerintah berupaya meredam defisit neraca transaksi berjalan dengan menaikkan tarif pajak penghasilan (PPh) pada Pasal 22 menjadi 7,5 persen untuk seluruh jenis produk impor. Nantinya juga akan ada aturan untuk menggenjot ekspor.
Sementara itu, untuk menggenjot ekspor, akan dikeluarkan aturan proses mendapatkan fasilitas kemudahan impor untuk tujuan ekspor (KITE). Pemerintah beranggapan, untuk mendorong ekspor, pemerintah akan memberi kemudahan bea masuk impor yang diperlukan dalam rangka ekspor.
ANGGA SUKMA WIJAYA
Berita Lainnya:
Inilah Alasan Hakim MA Menghukum dr Ayu
Popularitas Jokowi Melejit, LSI: Masyarakat Aneh
Indonesia Bantu Cina Mata-matai Australia
Lagu Rhoma Irama Dijadikan Rujukan Mahasiswa Dunia