TEMPO.CO, BEIRUT - Kelompok militan Syiah Libanon, Hizbullah, menuding intelijen Arab Saudi berada di balik serangan bom kedutaan Iran di Beirut bulan lalu. Hal ini diungkapkan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, kepada stasiun televisi Libanon, OTV, Rabu, 4 Desember 2013.
“Brigade Abdullah Azzam yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu memiliki emir dan kewarganegaraan Arab Saudi,” kata Nasrallah.
Dalam serangan pada 19 November lalu, sebanyak 25 orang tewas, termasuk Atase Kebudayaan Iran Sheikh Ibahim Ansari yang baru bertugas satu bulan di Beirut. Selain itu, 140 orang lainnya dilaporkan terluka. Lokasi kedutaan Iran di Beirut terletak di basis pertahanan Hizbullah.
Saat insiden berlangsung, seorang pelaku meledakkan bom bunuh diri di dekat tembok kedutaan. Beberapa menit kemudian, sebuah bom mobil juga meledak dan menewaskan lebih banyak orang. Aparat keamanan Libanon hingga kini masih menyelidiki kasus tersebut, meski diduga salah seorang pelaku merupakan warga Palestina.
Perseteruan antara Arab Saudi dan Iran telah berlangsung lama. Masing-masing negara merupakan kekuatan dari kelompok Sunni dan Syiah, aliran besar dalam Islam. Namun, permusuhan ini semakin memanas oleh konflik Suriah. Iran mendukung pemerintahan Presiden Bahsra Al-Assad yang merupakan penganut Alawiyah, sekte dari Syiah. Adapun Arab Saudi mendukung kelompok pemberontak yang didominasi kelompok Sunni Suriah.
L BBC | SITA PLANASARI AQUADINI
Berita Terpopuler:
Muluskan Hambalang, Bu Pur cs Kebagian Rp 2,5 M
Apa Kata Istana Soal Bu Pur dan Keluarga SBY?
BEM FIB UI Tuding Sitok Teror Mahasiswi UI
Ini Daftar Penerima Duit Hambalang dari Nazaruddin
Sandra Dewi dan Orang Terkaya ke-125, Ada Apa?