TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa pelonco Institut Teknologi Nasional (ITN), Malang, dipaksa melakukan push-up dengan badan diinjak. Demikian dikatakan Joko--bukan nama sebenarnya--mahasiswa ITN Jurusan Planologi angkatan 2013, Selasa, 10 Desember 2013.
Dodo, juga bukan nama sebenarnya dan rekan Joko, mengatakan, setiap malam, mereka mengalami kekerasan yang sama dan berulang.
Sebanyak 114 mahasiswa baru ITN mengikuti orientasi Kemah Bakti Desa yang dilaksanakan di Gua Cina, Dusun Rowotrate, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Oktober lalu. Dalam masa perpeloncoan ini, seorang mahasiswa bernama Fikri meninggal dunia. Polisi menduga dia tewas akibat kelelahan. Sedangkan rekan Fikri menengarai dia tewas akibat penganiayaan para seniornya.
Dodo mengungkapkan, puncak kekerasan itu terjadi pada Rabu malam, 11 Oktober 2013. Saat itu seluruh peserta diminta berdiri membelakangi Fikri yang diapit petugas keamanan KBD. "Terdengar teriakan kesakitan. Fikri mengerang kesakitan," kata Joko.
Dosen penanggung jawab Kemah Bakti Desa ITN, Hutomo Moestajab, menyangkal terjadi kekerasan selama kegiatan. Menurut dia, sejumlah dosen mengawasi kegiatan, meski tidak 24 jam. "Tak boleh ada main tangan," katanya. Ia juga membantah dosen maupun senior mengintimidasi mahasiswa baru.
Baca Juga:
Namun Hutomo menyatakan siap bertanggung jawab atas kelalaian panitia orientasi mahasiswa tersebut. Sebagai bentuk tanggung jawab, ia siap dijatuhi sanksi mulai penurunan jabatan atau pemecatan. "Saya juga siap dimintai keterangan polisi," katanya.
EKO WIDIANTO
Terkait
Mahasiswi Pelonco ITN Dipaksa Mengulum Singkong
Peserta Pelonco ITN Dipaksa Minum Air Laut
Mahasiswa ITN Diduga Tewas Dipelonco
Ospek Maut ITN, Penyelesaian Versi Wakil Rektor
Perpeloncoan di ITN Versi Tim Investigasi
ITN Sangkal Foto Pelecehan Seksual di Media Sosial
Kontras Selidiki Pelonco Maut di ITN Malang