TEMPO.CO, Jakarta - Pertemuan Komite Pasar Federal (Federal Open Market Committee Meeting) pada 17-18 Desember mendatang diyakini menghasilkan keputusan pemangkasan stimulus bank sentral Amerika (The Fed). Sebanyak 34 persen ekonom yang disurvei oleh Bloomberg, 6 Desember, meyakini FOMC Meeting terakhir era Benjamin Bernanke akan menghasilkan keputusan yang mengikat terkait stimulus.
Keyakinan para ekonom yang disurvei tersebut meningkat dari hasil survei sebelumnya. Pada survei lalu, hanya 17 persen yang meyakini pengurangan stimulus akan dipercepat. Sebaliknya, ekonom yang meyakini bahwa pengurangan stimulus baru akan dilakukan pada Maret 2014 berkurang dari 53 persen pada November menjadi hanya 40 persen pada 6 Desember.
Menjelang FOMC Meeting pekan depan, pasar saham global mulai resah menanti keputusan penting tersebut. "Debat masalah tapering menjadi satu-satunya fokus pasar pada saat ini," kata Matthew Sherwood, kepala riset investasi dari Perpetual Ltd.
Pada FOMC mendatang, Bernanke diyakini akan memberikan gambaran detail dan kerangka kerja bagaimana mengurangi program pembelian obligasi senilai US$ 85 miliar per bulan itu.
Kemudian, Janet Yellen sebagai pemimpin The Fed yang baru tinggal menjalankan kerangka kerja itu dan memastikan bahwa kebijakan tapering tidak akan terlalu mengetatkan likuiditas di pasar.
Analis dari PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo memperkirakan tapering The Fed belum akan terjadi di bulan Desember ini. "Sebagai seorang pimpinan The Fed yang telah merancang program stimulus sedemikian rupa, Bernanke tampaknya tidak ingin mewariskan kebijakan yang bertentangan dengan pasar."
Sementara itu, analis PT Monex Investindo Futures Yohanes Ginting berpendapat sebaiknya The Fed memberikan keputusan secepatnya mengenai tapering. "Tanpa kepastian, pasar akan terus terombang-ambing seperti sekarang ini," ujar dia pekan lalu.
BLOOMBERG | M. AZHAR
Berita Terpopuler :
Menangis, Dirut Pertamina Besuk Korban Kereta
Jalur Layang Kereta Dibangun 2014
Pertamina Serahkan Penyelidikan ke Polisi
Pertamina Tunggu Hasil Investigasi KNKT
Bandara Adi Soemarmo Masih Rugi Rp 20 Miliar