TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat politik dari Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago, menilai popularitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo melejit lantaran sering muncul di media. Menurut dia, bukan keinginan Jokowi yang selalu ingin tampil, namun media memang membutuhkannya.
“Jokowi dan media saling punya kepentingan. Media butuh Jokowi, Jokowi butuh media,” ujar dia saat dihubungi pada Kamis malam, 12 Desember 2013. Media, Andrinof menambahkan, memberitakan Jokowi untuk menaikkan rating pembaca atau penontonnya. Nah, Jokowi diuntungkan karena sering muncul ke publik.
Andrinof mengatakan, media yang berpengaruh besar mendongkrak popularitas Jokowi adalah televisi. Sebab, masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan kemungkinan besar menonton televisi. “Sekitar 90 persen masyarakat nonton TV,” ujar dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UI itu.
Popularitas Jokowi juga terdongkrak melalui pemberitaan media cetak dan online. "Setiap hari media menyediakan tempat untuk berita Jokowi.”
Karena itulah, menurut Andrinof, banyak kader PDI Perjuangan yang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif kerap menempelkan gambar Jokowi di spanduk kampanye. “Jokowi tidak perlu pasang iklan, enggak kayak calon-calon lain yang spanduknya dipasang di mana-mana.”
LINDA TRIANITA
Berita terkait
Ditantang Ruhut, Jokowi: Kalau Cebur Kali, Ayo
Ditolak Nur Mahmudi, Ini Kata Jokowi
PKS Umumkan Calon Presiden Pertengahan Desember
2014, Jokowi Bikin Pesta Rakyat Tiap Pekan
Ruhut Tantang Jokowi Berdebat