TEMPO.CO, Jakarta - Suasana ketidakpastian di pasar global menjelang pertemuan Komite Ekonomi Federal (FOMC Meeting), 17-18 Desember, membuat pergerakan rupiah masih berada dalam tekanan. Dalam transaksi pasar uang hari ini, Senin, 16 Desember 2013, rupiah hanya naik tipis satu poin (0,01 persen) ke level 12.105 per dolar Amerika Serikat.
Analis pasar uang dari PT Monex Investindo Futures, Zulfirman Basir, mengatakan tekanan dolar terhadap mata uang pasar berkembang semakin kuat menjelang pertemuan Komite Ekonomi Federal, termasuk mata uang rupiah. "Spekulasi yang berkembang di pasar semakin meyakini bahwa keputusan pengurangan stimulus (tapering) akan diumumkan dalam waktu dekat."
Baca Juga:
Sinyal pemangkasan stimulus senilai US$ 85 miliar per bulan semakin kuat seiring membaiknya data pertumbuhan tenaga kerja dan penjualan retail bulan Desember yang membaik. Pernyataan beberapa petinggi The Fed yang mendukung pemangkasan stimulus semakin menguatkan dugaan pemotongan stimulus akan dilakukan akhir bulan ini.
Meski demikian, pernyataan Gubernur The Fed Benjamin Bernanke yang selalu netral soal tapering masih menyimpan teka teki di kepala investor. Ibarat peluang, tapering masih 50:50. "Suasana ini menimbulkan ketidakpastian di kalangan pelaku pasar, sehingga mereka cenderung menyimpan pundi-pundi dolarnya," kata Zulfirman.
Dari regional, mata uang Asia cenderung melemah terhadap dolar Amerika. Hingga pukul 17.45 WIB, yen ditransaksikan di 103,10 per dolar Amerika, yuan 6,0722 per dolar Amerika, dan dolar Singapura ditransaksikan di 1,2563 per dolar.
PDAT | M. AZHAR
Terpopuler
Elektabilitas Merosot, Demokrat Salahkan Televisi
Sogok Jaksa Praya, Perusahaan Eks Anggota MPR Terseret
Ditangkap KPK, Kajari Praya Langsung Diberi Sanksi
Majelis Disiplin Dokter Nilai Dokter Ayu Bersalah