TEMPO.CO, London - Bisik-bisik di antara pemain ramai memperbincangkan nasib Andre Villas-Boas. Sambil menjalani latihan, beberapa pemain penting di klub itu berbisik, “Kapan dia akan dipecat?” Pemain lainnya hanya menjawab singkat, “Tidak lama lagi.”
Lebih dari setahun lalu, itulah yang terjadi di pusat latihan Chelsea. Para pemain mempergunjingkan nasib pelatih mereka, yang kian santer akan dipecat oleh sang pemilik, Roman Abramovich. Rumor di antara pemain itu ternyata tidak keliru. Setelah kalah oleh West Bromwich Albion, 4 Maret 2012, dia pun dipecat.
Kemarin, untuk kedua kalinya, Andre Villas-Boas kembali mengalami nasib serupa. Setelah mengadakan pertemuan dengan pihak petinggi klub, akhirnya manajemen memutuskan menghentikan kerja Villas-Boas di White Hart Lane. Dia dipecat sebagai pelatih Tottenham Hotspur.
Namun kali ini tidak ada lagi bisik-bisik di antara pemain. Semuanya sudah sangat gamblang. Villas-Boas dianggap sebagai orang yang paling berdosa menyusul kekalahan mereka oleh Liverpool, Ahad lalu, dengan skor telak lima gol tanpa balas.
Ini adalah kekalahan telak yang kedua bagi pelatih asal Portugal itu di musim ini. Sebelumnya, mereka juga habis digunduli Manchester City, enam gol.
Tapi kalah telak di kandang sendiri, di White Hart Lane, sungguh tidak bisa diterima. Ini adalah kekalahan terburuk Spurs dalam 16 tahun terakhir.
Namun Villas-Boas tak cemas. “Saya tidak akan mundur dan saya bukanlah tipe orang yang menyerah,” katanya selepas kekalahan telak itu. “Satu hal yang harus saya lakukan adalah bekerja keras dengan para pemain dan mengembalikan tim ini pada jalurnya.”
Tapi janji itu sudah terlambat. Villas-Boas tidak dapat memenuhi keinginan klub yang sudah menuruti kemauannya dalam urusan belanja pemain. Setelah berhasil menjual Gareth Bale dengan harga 86 juta pound sterling, Daniel Levy menggelontorkan uang hingga 105 juta pound untuk membeli pemain guna menambal kekosongan menyusul kepergian Bale ke Madrid.
Nyatanya? Jeblok. Meski posisi Spurs saat ini lebih baik daripada Manchester United, kerja Villas-Boas tetap saja dianggap cacat. “Di Liga Primer memang tidak sebaik di Liga Europa,” kata dia.
Dalam Liga Europa, mereka memang lebih baik. Mereka mampu lolos ke babak berikutnya, dengan 100 persen kemenangan. Di kompetisi lainnya, mereka pun masih punya napas. Rabu besok, mereka akan berhadapan dengan West Ham.
Namun semua itu tinggal cerita. Dengan pemecatan ini, Villas-Boas tidak lagi berada di pinggir lapangan, melainkan harus segera mengemas barang-barang dan pergi dari White Hart Lane. Bisa saja, air mata ikut mengiringinya. Persis seperti ketika dia dipecat oleh Chelsea pada Maret 2012.
Spurs di Tangan Villas-Boas
30 Agustus
Belanja pemain hingga 105 juta pound.
6 Oktober
Kalah 0-3 oleh West Ham.
27 Oktober
Menang 1-0 atas Hull, tapi Villas-Boas mengkritik fan yang dianggap tidak mendukung tim.
24 November
Kalah 0-6 oleh Manchester City. Villas-Boas mengaku masih didukung pemilik klub.
2 Desember
Setelah berhasil menahan draw Manchester United, 2-2, Villas-Boas merasa kritik terhadapnya lebih berupa serangan dan punya agenda khusus.
12 Desember
Spurs lolos ke putaran kedua Liga Europa.
15 Desember
Spurs kalah 0-5 oleh Liverpool.
IRFAN BUDIMAN | Metro | BBC | Mirror